GIANYAR, BALIPOST.com – Petugas kepolisian terus mendalami penyebab kematian Pande Mahayasa yang mayatnya ditemukan di pantai beberapa waktu lalu. Informasi terbaru, korban berusia 24 tahun ini diduga terkena tipu oknum yang mengaku dari Lembaga Pencari Kerja (LPK). Terlebih pemuda asal Ubud ini sudah mentransfer uang Rp 3,9 juta.
Kapolsek Gianyar Kompol Ketut Suastika menjelaskan, jajarannya terus menyelidiki kasus tewasnya Pande Mahayasa. Polisi kembali meminta keterangan dari pihak keluarga. “Kami cek ke rumahnya, minta keterangan pamannya yang diajak tinggal di sana dan kakaknya. Korban memang tipe pendiam. Sudah dimasakin kadang i tidak makan dan belum punya pacar,” jelasnya, Jumat (18/10).
Informasi terakhir, korban hendak bekerja ke luar negeri. Lewat LPK, ia diminta mengikuti interview ke Jakarta. Selain itu, ada oknum yang mengaku dari LPK minta uang kepada korban. “Makanya kirim uang (lewat rekening-red) Rp 3,9 juta. Setelah dicek, kemungkinan itu modus penipuan,” ujarnya.
Polisi juga melakukan pemeriksaan ke rumah sakit tempat korban menjalani tes kesehatan. “Lembaga ini untuk pemeriksaan kesehatan di Denpasar. Setelah dicek ke sana, tidak ada yang meminta uang seperti itu. Nah, apakah kematian korban ada kaitan dengan ini, masih kami dalami,” ungkapnya.
Menurut Suastika, proses mentransfer uang lewat rekening itu dibantu oleh kakak korban. Uang ditransfer ke rekening pribadi oknum yang mengaku dari LPK. Hanya, pihaknya belum sampai melacak rekening tersebut.
Di sisi lain, polisi sudah menemukan sepeda motor Honda Vario DK 6092 LI milik korban. Menurut keterangan warga, motor berwarna pink ini diparkir di Pantai Pering, Desa Pering, sejak Senin (14/10) lalu, namun kini diamankan di Mapolsek Gianyar. (Manik Astajaya/balipost