Lahan pertanian berisi kayu jati dan tanaman produktif yang terbakar di Dusun Dangin Margi, Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Jumat (18/10). (BP/ist)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Musibah kebakaran masih saja terjadi di wilayah Kabupaten Buleleng. Jumat (18/10), giliran tanaman kayu jati dan tanaman lain seluas tiga hektar di Dusun Dangin Margi, Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, dilalap si jago merah.

Informasi yang didapat di lapangan, api pertama ali dilihat oleh warga yang kebetulan melintas sekitar pukul 08.00 Wita. Titik api yang semula kecil cepat menjalar membakar semak, rumput liar dan tanaman produktif lainnya. Warga bergotong royong memadamkan api agar tidak meluas. Saat bersamaan, satu unit mobil pemadam kebakaran dari Pos Kubutambahan tiba di lokasi kejadian. Sekitar pukul 10.00, api berhasil dipadamkan secara keseluruhan.

Baca juga:  Berawal dari Persahabatan, Kolaborasi Bali dan Thailand Tampilkan Epos Mahabharata

Saksi yang juga Klian Dusun (Kadus) Dangin Margi Ketut Arta Sedana menjelaskan, lahan yang terbakar itu adalah perkebunan miliknya dan dua tetangganya yakni Wayan Sumantri dan Ketut Sumarka. Lahan tersebut memang dipenuhi semak dan rumput liar kering. Terkait penyebab kebakaran, ia tidak mengetahui secara pasti. Yang jelas titik api pertama kali ditemukan di lahan miliknya. “Karena angin kencang dan banyak tanaman mengering, api cepat membesar. Beruntung cepat ada penanganan dari petugas pemadam,” ujarnya.

Baca juga:  Pengacara Jerinx Ngaku Sudah Ketemu Ketua IDI Bali, Ini Responsnya

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Made Agus Jaya Sumpena yang ditemui usai sidang di gedung DPRD mengatakan, hingga bulan ini terjadi lebih dari 25 kasus kebakaran baik bangunan, hutan maupun lahan di Kabupaten Jembrana. Kejadian ini tergolong tinggi akibat musim kemarau panjang. Ditambah angin kencang membuat api cepat menjalar.

Ia mengimbau warga waspada dan cepat melaporkan bila menemukan kebakaran hutan atau lahan. Selain itu, tidak sengaja membuat titik api, membuang puntung rokok sembarangan dan membakar sampah. “Kalau mobil pemadam masuk, kami melakukan pemadmaan. Namun, untuk kebakaran hutan penanganannya manual. Hanya untuk kebakaran lahan, kami bisa lakukan penyemprotan dengan air tangki karena lokasinya bisa dijangkau,” papar mantan Sekretaris Dinas Perhubungan (Sekdishub) Buleleng ini. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Angka Positif COVID-19 di Tabanan Melonjak, Dua RS Rujukan Penuh
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *