Sejumlah kabel terlihat melintang rendah di kawasan Seminyak. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pertumbuhan listrik di Bali semakin bertambah. Pada bulan Oktober saja pertumbuhannya 6,7 persen.

Dengan bertambahnya pertumbuhan listrik, jaringan listrik yang sudah ada (existing) sudah tidak mampu lagi menampung beban listrik. Untuk mencegah makin semrawutnya kabel di udara, PLN secara perlahan menggantinya menjadi kabel bawah tanah dengan metode HDD (Horisontal Direct Drilling).

Senior Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali Eko Mulyo mengatakan, pertumbuhan di Bali sampai dengan bulan Oktober sekitar 6,7 persen. Pertumbuhan listrik ini dikatakan di atas rata-rata nasional sekitar 5 persen. Pertumbuhan ini tidak hanya didukung dari pelanggan baru tapi juga pelanggan existing yang melakukan tambah daya.

“Kita malah sudah melistriki pelanggan kita sampai ke gunung dan pelosok, makanya di PLN ada one man one hope. Kami di kantor, setiap pegawai menyumbang uang untuk didonasikan pada masyarakat yang kurang mampu untuk biaya pasang listrik. Ini biasanya pelanggan-pelanggan yang menyalur dari tetangganya,” bebernya Jumat (18/10).

Baca juga:  Albesia Timpa Bangunan dan Jaringan Listrik di Tegallalang, Kerugian Puluhan Juta Rupiah

Manager Komunikasi PLN UID Bali I Made Arya mengatakan, HDD adalah teknik atau metode yang paling efektif, efisien dan paling tidak mengganggu kenyamanan lalu lintas saat ini. Ke depan tidak menutup kemungkinan ada metode yang lebih canggih lagi.

“Sebelumnya kita lihat ada penggalian, bongkar tutup, gali tutup lubang, mengganggu lagi di jalan raya. Dengan HDD kita hanya membuat lubang 1 x 1 meter, sehingga orang bisa masuk ke lubang itu,” ujarnya.

Orang yang masuk ke lubang tersebut akan melakukan pengeboran secara manual dan horizontal. Pipa dipasang di bawah lubang.

Hanya saja, panjang lubang yang mampu dibuat dengan metode ini sepanjang 200 meter. “Ketika sudah tembus, kabel ini ditutup, lalu disambung lagi sesuai jalur dan panjang yang dibutuhkan. Dengan demikian, sudah lumayan kita tidak terlalu mengganggu pengguna jalan. Itu kan sangat efektif, tidak seperti dulu sepanjang jalur kita menggali. Selama belum selesai, selama itu pula jalanan terganggu,” sebutnya.

Baca juga:  Jelang IAF di Bali, Pengamanan Pintu Masuk Diperketat

HDD dilakukan dalam rangka menambah jaringan baru dan penggantian kabel udara. Jaringan kabel udara yang bebannya sudah tinggi, di atas 75 persen, dibagi menjadi dua jalur yaitu lewat kabel udara dan bawah tanah. “Jadi kita memasang jaringan baru sehingga kita potong di tengah, bebannya menjadi lebih kecil. Memang ada yang benar-benar baru dan akan terus bertambah dengan prediksi pertumbuhan-pertumbuhan pelanggan dan daya listrk,” ujarnya.

Tempat-tempat seperti di kota menjadi prioritas, sehingga dari sisi estetika bisa terpenuhi. Kabel udara pun secara bertahap dengan skala prioritas akan diganti dengan kabel bawah tanah.

Baca juga:  Pasokan Air Bersih Diduga Bercampur Ombat Semprot Padi

Dikatakan lebih mahal membangun jaringan bawah tanah dibandingkan di udara karena jenis kabel yang digunakan berbeda. Kabel bawah tanah dengan metode HDD dipasang saat ini ada di beberapa titik.

Jaringan kabel yang sedang dikerjakan yaitu jaringan 20KV dan 150KV. Jaringan 150 KV telah dikerjakan.

Untuk jaringan 20KV yang dikerjakan PLN UID Bali ada di 4 titik. Yaitu di Pecatu, Jalan Toyaning, pengerjaan telah mencapai 70 persen sehingga diprediksi selesai awal Desember. Di Pesanggaran depan GI (Gardu Induk) hingga Jembatan Suwung progressnya 95 persen sehingga estimasi selesai di akhir Oktober.

Selain itu ada di Renon progressnya 85 persen, diprediksi selesai Oktober. Di Nusa Dua depan GI baru mulai dikerjakan dengan progress baru 5 persen. Estimasi selesai pada Desember. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *