Kadisbud Bali I Wayan “Kun” Adnyana. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebanyak 103 seniman lintas rupa akan mengikuti pameran Bali Megarupa yang digelar Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Pameran perdana ini merupakan sebuah pembacaan awal dinamika seni rupa Bali dari tradisi hingga kontemporer.

Ke depan Bali Megarupa akan dijadikan sebagai agenda tahunan untuk memamerkan seni rupa lintas batas, multimedia, baik pribadi maupun komunal. “Kegiatan ini sebenarnya juga menjadi harapan para seniman yang telah lama memimpikan Bali memiliki kegiatan pameran seni rupa dalam skala besar,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan “Kun” Adnyana dalam keterangan pers, Jumat (18/10).

Baca juga:  Desa Adat Belimbing Jaga Kesakralan Pura Luhur Mekori

Sebab, lanjut Kun, hal ini diyakini dapat mendorong lahirnya karya bermutu, original, unggul, dan berkarakter serta menjadi ajang edukasi dan apresiasi bagi publik. Mengingat, pameran Bali Megarupa memang ditujukan untuk membangun ruang sinergi, interaksi, dan kolaborasi yang mengakomodasi seluruh potensi seni rupa yang berkembang.

Pameran nantinya digelar di empat tempat, yakni Museum Puri Lukisan, Museum Seni Neka, Museum Arma, dan Bentara Budaya Bali. “Pembukaan pameran dipusatkan di Museum Arma pada Selasa, 22 Oktober pukul 18.30 Wita. Rencananya dibuka Gubernur Bali dan menampilkan Ritus Seni Tarirupabunyi “Kidung Megarupa” karya Nyoman Erawan yang didukung sejumlah seniman lintas bidang,” imbuhnya.

Baca juga:  Seniman Drama Gong, Gangsar Dirawat di RSUP Sanglah

Menurut Kun, pameran ini sekaligus salah satu program untuk menerjemahkan visi pemajuan bidang kebudayaan, khususnya seni rupa, dalam kerangka pola pembangunan semesta berencana Provinsi Bali (Nangun Sat Kerthi Loka Bali). Ada empat kurator yang dilibatkan yakni Wayan Sujana Suklu, Warih Wisatsana, Made Susanta Dwitanaya, dan Wayan Jengki Sunarta.

Para kurator telah menetapkan tema pameran “Tanah, Air dan Ibu”, dengan empat pendekatan yakni hulu, arus, campuhan, dan muara yang mencerminkan dinamika seni rupa Bali dari tradisi hingga kontemporer. Pameran juga akan diisi dengan Diskusi Bali Megarupa bertajuk “Gerakan Seni Rupa Bali sebagai Seruan Kesadaran” di Museum Neka, 23 Oktober 2019 mulai pukul 14.00 Wita.

Baca juga:  Waspada, Wisatawan Meningkat Picu Inflasi

Kemudian, Artist Talk bertajuk “Lintas Medis, Bebas Rupa” di Bentara Budaya Bali pada 26 Oktober 2019 pukul 18.30 Wita hingga selesai. Selain itu, ada workshop “Mengenal Garis dan Rupa-rupa Seni Rupa” yang akan diikuti siswa SMP dan SMA di Museum Puri Lukisan pada 9 November 2019. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *