DENPASAR, BALIPOST.com – Desa adat khususnya pecalang memiliki peran teramat penting dalam hal menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayahnya. Untuk itu, akan dirancang sistem keamanan terpadu melibatkan desa adat, pecalang, kepolisian dan TNI. Pecalang juga akan dilatih supaya memiliki standar minimal sistem pengamanan.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban Majelis Desa Adat Provinsi Bali Brigjen Pol. (Purn) Dewa Made Parsana beberapa waktu lalu. “Nanti disinergikan sehingga di desa adat tercipta sistem keamanan terpadu. Di desa adat ada beberapa komponen. Desa dinas memiliki tangung jawab keamanan yaitu linmas, desa adat ada pecalang. Polri ada tiga yaitu Bhabinkamtibmas, kring Reskrim dan jaringan Intelkam. Ada lagi Babinsa,” kata mantan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) ini.
Disebutkannya, desa adat merupakan garda terdepan keamanan Bali, sehingga sedang dirancang sistem keamanan terpadu. Ke depan pecalang akan dilatih dan diberi keterampilan sehingga benar-benar memenuhi standar minimal pengamanan. Pasalnya, pecalang akan berhadapan dengan HAM dan lainnya sehingga harus memiliki keterampilan lebih agar sesuai harapan benar-benar bisa membantu keamanan.
“Majelis Desa Adat Provinsi Bali harus turut menyukseskan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Diharapkan di Bali dan di Indoneia pada umumnya tidak ada masalah yang muncul,” ungkap mantan Kapolresta Denpasar ini.
Terkait dinamika yang berkembang sekarang khususnya terois dan lainnya, Dewa Parsana menyatakan, Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose terus mengimbau dan mengingakatan agar tetap waspada. Oleh karena itu, desa adat akan mengimplementasikannya dan bakal membuat konsep-konsep sistem keamanan terpadu tersebut. “Desa adat harus terus dikuatkan,” tandasnya. (Ngurah Kertanegara/balipost)