Kasat Pol PP Gianyar I Made Watha saat mengecek armada damkar beberapa waktu lalu. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Dinas Satpol PP Gianyar yang membawahi petugas pemadam kebakaran (damkar), mengajukan pembangunan satu pos damkar di Kecamatan Payangan. Pembangunan itu akan diikuti dengan permohonan pengajuan dua unit armada damkar berukuran kecil double kabin yang diperkirakan menyedot anggaran Rp 1,8 miliar.

Menurut Kasatpol PP Gianyar I Made Watha, selama ini kawasan Kecamatan Payangan dan Tegallalang didukung Pos Ubud. Untuk penanganan kebakaran di wilayah Payangan, pihaknya kerap kali molor. “Hal ini tidak lain karena kondisi lalu lintas. Kalau lewat Ubud kerap macet, jika lewat Tegallalang menuju Payangan jalurnya tidak memungkinkan untuk mengangkut air,“ jelasnya beberapa hari lalu.

Baca juga:  Gubernur Akui Tambahan Pasien COVID-19 Meninggal Dunia di Gianyar

Oleh sebab itu, dinilai perlu membangun satu pos pemadam di wilayah Payangan. Hal ini penting guna mempercepat pelayanan kepada masyarakat bila terjadi kebakaran atau bencana alam. “Kami ingin pemerataan kecepatan pelayanan di seluruh wilayah Gianyar,“ ujarnya.

Armada damkar tidak hanya digunakan untuk memadamkan api pada insiden kebakaran. Bila ada longsor, mobil damkar juga kerap dikerahkan untuk membersihkan jalan dari material tanah atau lumpur. Apalagi kalau sudah musim hujan, longsor menjadi bencana yang rutin terjadi di wilayah Gianyar utara dan membutuhkan penanganan cepat.

Baca juga:  Kebijakan Pemilahan Sampah di Gianyar Munculkan Masalah, Sampah Menumpuk Tak Terangkut Timbulkan Bau Busuk

Untuk satu pos damkar, pihaknya hanya membutuhkan lahan minimal 2 are. Ukuran bangunan tersebut sudah cukup untuk menampung dua armada dan tempat siaga personel. Apalagi di Payangan akan dibangun pusat pemerintahan, sehingga kemungkinan di sana bisa disiapkan lahan 2 are. ”Ini sudah dilaporkan ke Bapak Bupati,“ ungkap Watha.

Saat ini Satpol PP Gianyar juga terkendala jumlah armada. Pihaknya hanya memiliki 12 armada damkar ukuran besar, namun yang bisa beroperasi hanya sembilan unit. Tiga unit tidak bisa dioperasikan karena rusak yang biaya perbaikanya cukup tinggi. Oleh karena itu, pihaknya akan mengajukan dua unit damkar berukuran kecil yang bisa lebih cepat menjangkau titik kebakaran di pelosok desa.

Baca juga:  Akses Jalan ke 13 Dusun di Balik Bukit Tertimbun Longsor

Satu unit damkar kecil harganya Rp 900 juta, sehingga untuk dua unit membutuhkan anggaran sektiar Rp 1,8 miliar. “Kekuatan mesin double kabin ini sangat kuat. Seperti water cannon, jadi akan lebih cepat memadamkan api,“ tandas Watha. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *