BANGLI, BALIPOST.com – Kebakaran melanda sejumlah titik lahan di Kintamani sejak Sabtu (19/10). Cuaca panas ditambah kencangnya tiupan angin membuat api dengan cepat menjalar dan membakar lahan.
Hingga Minggu (20/10), upaya pemadaman masih terus dilakukan warga dibantu petugas Damkar, BPBD, BKSDA, TNI dan Polri. Berdasarkan data BPBD Bangli, kebakaran lahan pada Sabtu terjadi di empat titik yakni di wilayah Desa Suter, Desa Kintamani, Desa Batur Selatan, dan di wilayah Penelokan, Desa Batur Tengah.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bangli Ketut Agus Sutapa seizin Kalak BPBD Bangli Wayan Karmawan mengatakan, untuk menangani kebakaran di Penelokan pada Sabtu malam, sebanyak enam unit armada Damkar dari Pemkab Bangli, Klungkung dan Gianyar diterjunkan ke lokasi. Beberapa truk tangki milik warga juga disiagakan untuk menyuplai air mengingat di lokasi sangat jauh dari sumber air.
Agus mengatakan sampai Minggu sore kemarin, kebakaran di Penelokan belum berhasil dipadamkan. Titik api masih ada. Upaya pemadaman pun masih terus dilakukan warga bersama petugas.
Dikatakannya penanganan kebakaran lahan di Jalur Penelokan sekitar 500 meter ke utara dari titik api. Berdasarkan keterangan warga di sekitar kobaran api mulai terlihat sekitar pukul 15.00 Wita. masih kencangnya tiupan angin dilokasi kejadian mempercepat rembetan kobaran api. Diyakini sumber api berasal dari percikan api dari titik kebakaran semalam. “Saat ini upaya pemadaman dilakukan oleh Damkar Bangli,tangki air milik warga, tangki air milik sebuah perusahan air kemasan di Bangli, disamping dilakukan dengan cara konvensional oleh petugas BKSDA Penelokan mengingat titik api sudah mendekati hutan cemara milik BKSDA. Semoga api dengan cepat bisa tertangani karena kesulitan petugas harus berjibaku di tengah kerasnya tiupan angin,” kata Agus.
Sementara itu, menurut informasi, pada Minggu (20/10) kebakaran juga terjadi di Desa Subaya, Kintamani. Kebakaran melanda hektaran lahan hutan di bukit Mendeha, yang berbatasan dengan Desa Les, Buleleng. Perbekel Desa Subaya Nyoman Diantara mengatakan lokasi hutan yang terbakar sangat dekat dengan Pura Mendeha.
Upaya pemadaman masih terus dilakukan warga secara manual. Karena sulit mencari air, pemadaman dilakukan dengan cara menimbun titik api menggunakan tanah. “Mobil damkar tidak bisa menjangkau, karena medannya sulit. Kasihan juga kalau ke sini,” ujarnya.
Selain lahan hutan, Diantara mengatakan api juga membakar sebuah bangunan pelinggih dewa kembar milik warga I Wayan Suendra dan kandang sapi milik warga lainnya. (Dayu Swasrina/balipost)