DENPASAR, BALIPOST.com – KRI Bima Suci – 945 baru diresmikan dua tahun lalu, tepatnya tahun 2017 dan merupakan kapal latih TNI Angkatan Laut (AL) pengganti sang Iegendaris KRI Dewa Ruci. Setelah mengunjungi delapan negara, Rabu (23/10), untuk pertama kalinya KRI Bima Suci berlabuh di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan.
Kunjungan tersebut disambut Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar, Bali, Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko, didampingi pejabat instansi terkait. Masyarakat Bali diundang untuk mengunjungi dan melihat kondisi kapal milik TNI AL tersebut.
KRI Bima Suci – 945 membentuk calon perwira TNI AL menjadi pemimpin masa depan. Dalam kiprahnya saat ini KRI Bima Suci – 945 sedang melaksanakan pelayaran antar negara dan membawa Satuan Latihan (Satlat) Kartika Jala Krida Taruna dan Taruni AAL angkatan ke – 66 tahun 2019 yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pelayaran Diplomasi Duta Bangsa.
Dipimpin Palaklat KJK 2019, Letkol Laut (P) Afrilian Sukarno Timur, M. Tr. Hanla, M.M. dan Komandan Satgas Pelayaran Diplomasi Duta Bangsa, Letkol Laut (P) Waluyo, S.H., M. Tr. Hanla, KRI Bima Suci – 945 telah berlayar mengunjungi beberapa negara sahabat seperti Filipina, Jepang, Korea, Tiongkok, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Myanmar dan Pelabuhan Batam.
Rencananya setelah dari Bali, KRI Bima Suci – 945 akan berlayar menuju Australia dan kembali ke Surabaya. KRI Bima Suci 945 berangkat dari Surabaya tanggal 5 Agustus 2019 dan direncanakan akan kembali pada 9 November 2019.
Selama tiga bulan berlayar kapal yang membawa 89 orang ABK, 18 orang staf pelatih dan 83 orang Taruna dan Taruni AAL dijadikan tempat untuk berlatih calon perwira TNI AL. Para Taruna yang terdiri dari Korps Pelaut, Tehnik, Elektro dan Suply diberikan pelatihan dan materi pelajaran sesuai dengan profesi masing-masing serta pengenalan tentang tata cara kehidupan ABK kapal perang sesuai dengan Peraturan Harian Sifat Tetap (PHST) TNI AL.
Dalam pelaksanaan latihan, Satlat KJK 2019 mengemban tiga misi khusus yang harus dilaksanakan antara lain sebagai kapal latih Taruna AAL, diplomasi negara dan sebagai duta bangsa yang bertugas memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia Internasional.
“KRI Bima Suci ini home basenya di Armada 2 Surabaya. Selama perjalanan 99 hari, mereka melaksanakan praktek berlayar, bernavigasi yang baik, kemudian selama pelayaran ilmu-ilmu diperoleh di akademi dipraktekan,” tegas Danlanal Denpasar, Bali, Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko
Sedangkan tujuannya satgas ini, kata Henricus, membawa misi diplomasi. KRI yang berlayar ke luar negeri ini merupakan duta bangsa sehingga apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab selain membawa Taruna Taruni untuk praktek berlayar, juga mengemban misi kebangsaan yaitu mewakili bangsa Indonesia, baik sisi budaya dan adat istiadat.
“Kita patut bangga sebagai rakyat Bali karena KRI Bima Suci baru saja diresmikan tahun 2017 dan ini perdana nyandar di Bali,” ujarnya.
Komandan Satgas Pelayaran Diplomasi Duta Bangsa, Letkol Laut (P) Waluyo menyampaikan, selama pelayaran yang singgahi delapan negara, ada satu pengalaman terkait cuaca. “Saat merapat di Shanghai, Tiongkok, kebetulan datang lebih awal, tapi akan dilewati badai lingling,” ungkapnya.
Otoritas pelabuhan Shanghai melarang Bima Suci bersandar dan itu prosedur dari navigasi Angkatan Lautnya Tiongkok. “Sebagai tamu kita mematuhinya. KRI hanya bisa nyandar satu hari saja. Selama di Bali, KRI Bima Suci akan melaksnakan kirab kota. Kami mengundang seluruh rakyat Bali dan sekitarnya bila punya waktu luang silahkan berkunjung ke KRI Bima Suci supaya tahu lebih dekat kapal boleh dibilang masih baru karena baru 2 tahun beroperasi,” ujarnya.
Mengawali kunjungannya di Bali, Letkol Laut (P) Waluyo, beserta Taruna Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) bertemu Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.I.P. di Makodam, Denpasar.
Pangdam menyampaikan tentang tugas pokok, karakteristik dan wilayah teritorial Kodam IX/Udayana yang terdiri dari 3 provinsi yaitu Bali, NTB, dan NTT yang wilayahnya berbatasan darat dengan Negara Timor Leste.
Selain itu, Mayjen Benny Susianto menjelaskan slogan Prajurit Kodam dalam melaksanakan tugas pengabdiannya yaitu harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan profesionalisme agar terampil dan sukses dalam pelaksanaan tugasnya. Selain itu memiliki loyalitas yang tinggi sebagai wujud kesetiaan dan ketaatan terhadap perintah komando.
Memiliki kebanggaan terhadap profesi pengabdiannya sehingga senantiasa berbuat yang terbaik, serta membangun kebersamaan untuk wujudkan soliditas dan sinergitas. (Kerta Negara/balipost)