DENPASAR, BALIPOST.com – DPRD Bali baru saja melaksanakan upacara pecaruan Durga Maya saat rahina tilem, Senin (28/19) lalu. Upacara ini untuk menetralisir kekuatan tidak baik yang terakumulasi di gedung dewan sejak pertama kali berdiri. Walau sudah dinetralisir, dua anggota dewan justru masih terlibat pertikaian menjelang rapat paripurna di ruang sidang utama DPRD Bali, Rabu (30/10). Persoalannya pun sepele, yakni gara-gara bercanda atau istilah zaman sekarang “ngeprank”.
Anggota Komisi III, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana, awalnya mencoba nge-prank anggota Komisi I, I Nyoman Oka Antara. Keduanya merupakan anggota Fraksi PDI-P Dapil Karangasem. Oka Antara mengaku saat itu sedang menjawab SMS dari masyarakat terkait hibah. Dalam kondisi “dipusingkan” dengan masalah hibah itulah, Purwa tiba-tiba berkata baru saja ditelepon oleh Ketua DPD PDI-P Bali yang juga Gubernur Wayan Koster.
Menurut Purwa, Koster bertanya siapa yang membuat rapat paripurna terlambat dari jadwal. Purwa kemudian menyebut Oka Antara yang menyebabkan terlambat. “Tanpa sadar saya ambil gelas isi air, mengocoknya di sampingnya (di samping Purwa-red). Bukan menyiram,” kata Oka Antara sambil memperagakan gerakan tangan mengocok gelas.
Oka Antara kemudian menyadari bahwa Purwa hanya guyon alias bercanda. Ia pun sudah meminta maaf. Sebab, air yang dikocoknya itu sampai membasahi bajunya dan bagian lengan kanan baju yang dikenakan Purwa. “Karena baju saya basah, baju dia basah, dia tersinggung. Tapi sebetulnya tidak ada masalah, cuma miss komunikasi. Saya sudah minta maaf,” ujarnya.
Sementara itu, Purwa Arsana langsung melaporkan kejadian tersebut ke Wayan Koster di Kantor Gubernur usai rapat paripurna. Dari pandangannya, seorang anggota dewan mestinya bisa memberikan contoh yang baik. Koster pun dikatakan marah. Sampai-sampai, Oka Antara diancam PAW jika sekali lagi melakukan perbuatan tidak benar seperti itu.
“Masak saya diperlakukan seperti itu, ya tak benar. Saya tidak terima sebenarnya, tapi kan saya harus izin pimpinan partai. Jangan sampai nanti saya melakukan upaya hukum, tiba-tiba ada permintaan perdamaian, kan percuma,” ungkap Purwa.
Walaupun marah, lanjut Purwa, Koster telah memintanya untuk tidak melanjutkan persoalan ke ranah hukum. Ia pun mengikuti arahan itu asalkan Oka Antara tidak mengulangi lagi. Purwa mengaku berani melontarkan candaan karena sebelumnya Oka Antara juga gemar mencandainya. Tapi candaan Oka Antara kepadanya diakui tidak pernah dimasukkan ke dalam hati.
“Apa pun alasannya, tidak sepatutnya dia melakukan perbuatan seperti itu. Apalagi di forum resmi. Boleh kita panas, tapi tangan harus diam. Jangan di situ main preman. Saya paling tidak suka dengan orang yang bergaya-gaya, tidak memakai otak,” jelasnya.
Rapat paripurna memang sedikit terlambat dari jadwal. Ini karena dewan terlebih dulu melakukan rapat internal, yang salah satunya membahas soal hibah. Menariknya, Oka Antara dan Purwa Arsana tetap duduk berdampingan di ruang sidang utama, bahkan sampai rapat paripurna berakhir.
Dimintai konfirmasinya terpisah, Ketua Fraksi PDI-P DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya mengaku sedang berada di Jakarta untuk berkoordinasi terkait BSPN (Badan Saksi Pemilu Nasional). Jadi, ia tidak tahu apa yang menjadi masalah di antara Oka Antara dan Purwa. “Yang saya tahu hanya Pak Purwa lapor, minta didampingi menghadap Pak Ketua DPD. Karena posisi di Jakarta, saya bilang jalan saja dulu sendiri, nanti malam saya balik,” sebutnya.
Menurut pria yang akrab disapa Dewa Jack ini, Purwa hanya sebatas mengatakan bila dirinya mengalami insiden dengan Oka Antara saat rapat paripurna. Tidak dijelaskan secara detail tentang insiden tersebut. (Rindra Devita/balipost)