TABANAN, BALIPOST.com – Desa Adat Bedha membangun krematorium di Setra Tamu, Desa Pangkungtibah, Kecamatan Kediri. Pembangunan tahap pertama tinggal finishing. Keberadaan krematorium ini diharapkan bisa membantu krama adat Bedha dan umat Hindu lainnya di Tabanan serta masyarakat luar.
Menurut Bendesa Adat Bedha, I Nyoman Surata, pembangunan Krematorium dimulai sejak empat bulan lalu dan diharapkan rampung atau difungsikan pada tahun 2020 mendatang. Berdiri di atas lahan 20 are, sumber dananya senilai Rp 1,5 miliar berasal dari Desa Adat Bedha. Pendirian krematorium ini berdasarkan hasil sangkep atau rapat Desa Adat Bedha dan telah disosialisasikan kepada krama.
Pembangunan krematorium ini juga sudah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak seperti pimpinan daerah Kabupaten Tabanan, DPRD Tabanan dan Provinsi Bali. Idenya muncul beberapa tahun lalu, kemudian dibentuk tim pengkaji krematorium di desa pakraman, karena masyarakat cenderung memiliki pilihan ngaben atau kremasi. “Krematorium ini adalah tempat kremasi untuk daerah, bukan buat masyarakat Bedha saja. Karenanya, pembangunan dan pemuput upakaranya diperhitungkan dengan rinci,” jelasnya, Kamis (30/10).
Surata memastikan prosesi rangkaian upacara ngaben di krematorium ini sama dengan pelaksanaan upacara ngaben biasanya. Bedanya hanya pada manajemen. Keberadaan krematorium ini bertujuan memudahkan masyarakat saat melaksanakan upacara ngaben, sebab generasi muda sekarang berbeda dengan era sebelumnya. Karena kesibukan kerja, terkadang waktunya terbatas.
Krematorium akan dikelola oleh Desa Adat Bedha. Biayanya akan disesuaikan dengan kemampuan warga dan di tempat lain, yakni Rp 25-30 juta mulai ngaben sampai memukur. (Dewi Puspawati/balipost)