SINGARAJA, BALIPOST.com – Perilaku mengkonsumsi buah dan sayur belakangan ini menunjukkan persentase rendah. Buktinya, pola mengkonsumsi buah dan sayur di daerah ini hanya 7 persen saja.
Sisanya sebagian besar masyarakat belum terbiasa mengknsumsi buah dan sayur yang dapat menjaga kesehatan tubuh manusia. Atas kondisi ini, Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali mengkampanyekan makan buah dna sayur melalui Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat tahun 2019.
Tahun ini, Germas digulirkan di Buleleng dan Kabupaten Jembrana. Selain mengkampanyekan makan buah dan sayur, guliran program ini, Diskes Bali juga mengkampanyekan pentingnya menjaga kebugaran tubuh, tidak merokok, dan melakukan Pembrantasan Sarang Nyamuk (PSN-red).
Mengawali Germas di Bali Utara dilaksanakan penguatan penggerakan dan pemebrdayaan masyarakat Senin (4/11) di Hotel Aneka Lovina. Pertemuan ini dihadiri Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Diskes Bali Dian Ardiani didampingi Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Ni Made Rousmini, dan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Buleleng dr. Nyoman Maha Pramana.
Dian Ardiani mengatakan, rendahnya persentase mengonsumsi buah dan sayur ini karena perilaku masyarakat yang tidak terbiasa. Sementara, kalau dari ketersedian buah dan sayur dari petani di Bali tersedia dengan cukup.
Untuk merubah perilaku yang kurang baik ini, pemerintah daerah menggulirkan Germas hidup sehat. Bukan saja untuk merubah perilaku buruk tersebut, namun germas ini implementasi Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2017. Dimana regulasi ini memerintahkan setiap Organisasi Perangat Daerah (OPD) agar mengkampanyekan Germas hingga menyasar lapisan masyarakat paling bawah. “Germas hidup sehat ini digulrikan ke sembilan kabupaten dan kota di Bali dan tahun ini ke Buleleng dan Jembrana. Selain melaksanakan Inpres No. 1 Tahun 2017 itu, kita igin mengkampanyekan makan buah dan sayur karena hasil penelitian menyebut kalau dari 100 orang hanya 7 orang saja yang terbiasa mengkonsumsi buah dan sayur,” katanya.
Selain itu, Dian Ardiani menyebut, kondisi kebugaran pelajar di Bali belakangan ini menunjukkan pesentase yang masih kurang. Dari penelitian ahli menyebut bahwa tingkat kebugaran kondisi tubuh anak-anak pelajar baru mencapai 61 persen.
Hal ini juga menjadi masalah serius yang menuntut pemerintah harus melakukan kebijakan untuk meningkatkan kebugaran generasi muda. Untuk itu, lewat Germas di kabupaten dan kota ini, pihaknya juga mengkampanyekan agar memiliki perilaku untuk menjaga kebugaran tubuh dengan baik.
Sementara itu, Asisten II Ekonomi Pembangunan Ni Made Rousmini mendukung penuh kebijakan pemerintah di atasnya dalam mengkampanyekan Germas. Ia mengatakan, nantinya pemerintah daerah menggulirkan program yang sama. “Sudah pasti kita mendukung program ini, karena generasi muda yang unggul membutuhan kondisi badan yang sehat dan bugar. Sehingga gerakan masyarakat ini sangat tepat digulirkan,” jelasnya. (Adv/balipost)