MANGUPURA, BALIPOST.com – Kawasan pariwisata Kuta yang selalu ramai dikunjungi wisatawan kini berubah menjadi tempat penimbunan sampah. Di sejumlah titik di kawasan Pantai Kuta, hingga pinggir jalan di kawasan Kecamatan Kuta, nampak tumpukan sampah.
Dari pantauan, Minggu (10/11), kawasan Pasar Seni Kuta, dan sejumlah titik di Pantai kuta, ada tumpukan sampah yang dibiarkan dan belum diambil petugas kebersihan. Kondisi ini selain membuat pemandangan yang kurang bagus, juga menimbulkan bau yang sangat mengganggu.
Menurut penuturan Made, salah seorang pedagang di Pasar Seni Kuta, tumpukan sampah ini sudah terlihat sejak lima hari lalu. Bahkan banyak wisatawan yang melintas mengeluhkan kondisi tersebut.
Upaya untuk mengurai permasalahan sampah setelah pembatasan pembuangan ke TPA Suwung pasca kebakaran, Minggu (10/11) Bendesa Adat se-kecamatan Kuta dan Kuta Selatan mendatangi Kelian Adat Banjar Pesanggaran Denpasar, selaku pihak yang mewilayahi TPA Suwung. Tujuan mereka adalah untuk memohon dan melakukan negosiasi dalam upaya mengatasi permasalahan sampah yang dinilai sangat urgen bagi wilayah pariwisata Badung.
Namun dari pihak Desa Adat Pesanggaran selaku yang mewilayahi TPA Suwung tetap bersikukuh tidak memberikan. “Kami diminta agar pihak Bupati dan Walikota untuk duduk bersama mencari solusi atas permasalahan tersebut. Sebab permasalahan tersebut diketahuinya sudah sejak tahun 2008, terus berulang-ulang dan belum ada titik solusinya,” kata Bendesa Adat Kuta, I Wayan Wasista.
Dikatakannya, untuk di Pesanggaran saat ini memang sudah tidak memungkinkan untuk sampah. Untuk itu, pihaknya bersaama Bendesa yang hadir memaklumi kondisi ini.
Sehingga, apabila itu ditimbun lagi, dikatakan seolah membuang masalah ke Pesanggaran. “Untuk meminta 1 truk saja, tetap tidak bisa diterima karena tempat sudah tidak memungkinkan,” ujarnya.
Ia mengatakan, terkait kondisi ini, Bendesa Adat Tanjung Benoa, Made Wijaya akan segera berkoordinasi dengan Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, untuk mencarikan solusi.
Sementara, pascaditutupnya TPS Tuban yang berada di belakang Ruko Plaza Tuban, pembuangan sampah bergeser ke lahan dibelakang kuburan Cina, di sebelah lahan TPS. Dari informasi, pembuangan itu dilakukan oleh pihak pribadi warga yang memiliki swakelola jasa sampah.
Hal itu, diakui Ketua Kelompok Nelayan Prapat Agung Mangening Patasari I Nyoman Sukra, menjadi keluhan warga sekitar dan pihak Pol Hut, sebab kawasan tersebut sangat dekat dengan mangrove. “Katanya pihak Pol Hut akan mengecek kondisinya, tapi saya belum tahu perkembangannya,” katanya. (Yudi Karnaedi/balipost)