DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali Wayan Koster menyetujui usulan agar menambah penyertaan modal di Bank BPD Bali dan PT. Jamkrida. Untuk Bank BPD Bali, dari semula Rp 30 miliar akan ditambah menjadi Rp 50 miliar.
Sedangkan untuk PT. Jamkrida menjadi Rp 30 miliar, dari rancangan awal Rp 10 miliar. Kendati menambah penyertaan modal, Koster mengklaim tidak sampai menaikkan defisit dalam RAPBD Induk 2020. “Tidak. Defisitnya turun karena kita efisiensi di tempat lain,” ujarnya usai mengikuti rapat paripurna di DPRD Bali, Senin (11/11).
Menurut Koster, efisiensi utamanya dilakukan pada pagu untuk anggaran pegawai, biaya-biaya perjalanan, serta program-program yang tidak menjadi prioritas. “Jadi, defisitnya menurun dari tahun 2019,” jelasnya.
Di sisi lain, Koster mengaku sepakat dengan DPRD Bali agar Pemprov menjadi pemegang saham mayoritas tunggal (51 persen) pada Bank BPD Bali. Mengingat sekarang, Pemkab Badung memiliki penyertaan paling tinggi sekitar 41 persen.
Untuk mencapai 51 persen, pihaknya harus menyertakan modal sebesar Rp 280 miliar. “Saat ini kita berada pada posisi sekitar Rp 614 miliar atau 34 persen. Idealnya, Provinsi Bali memegang saham mayoritas dan kita menuju ke sana,” imbuhnya.
Selain menambah modal cash Rp 50 miliar, lanjut Koster, pihaknya juga menyertakan aset yang kini sedang dalam proses appraisal. Yakni, aset tanah Pemprov seluas 50 are di sebelah barat Kantor Pusat Bank BPD.
Nilainya diharapkan tidak kurang dari Rp 100 miliar, sehingga total penyertaan modal bisa mencapai Rp 150 miliar di tahun 2020. “Mudah-mudahan seperti harapan anggota dewan, tahun 2021 atau paling lama 2022 sudah bisa mencapai angka 51 persen,” terangnya.
Di sisi lain, Koster juga berkomitmen untuk memperkuat dan memperbesar Bank BPD Bali sebagai pilar dan agen pembangunan perekonomian Bali. Antara lain lewat upaya penguatan modal, pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, dan penguatan sistem tata kelola dalam pelayanan.
Termasuk di dalamnya mengubah branding atau tampilan Bank BPD agar tidak kalah saing dengan bank lainnya, meliputi kantor dan logo bank. “Bikin kantor yang baru, yang lebih gagah. Termasuk logonya saya minta diubah. Sekarang warnanya hijau kayak warna Dinas Lingkungan Hidup, kurang menarik buat generasi milenial,” katanya.
Namun demikian, Koster memuji capaian aset Bank BPD Bali yang di tahun 2018 sebesar Rp 22 triliun, sekarang sudah menjadi Rp 26 triliun. Pertumbuhan kreditnya juga meningkat Rp 2 triliun dalam setahun menjadi Rp 18 triliun dari sebelumnya Rp 16 triliun.
Mantan anggota DPR RI ini meminta agar kredit lebih berimbang antara kredit konsumtif dan produktif. Karena sekarang ini komposisinya masih 40 persen produktif dan 60 persen konsumtif. Artinya, lebih banyak pegawai yang mengajukan kredit ketimbang industri atau usaha-usaha lainnya. Ini harus diubah agar ke depan lebih baik. (Rindra Devita/balipost)