MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah berencana menaikkan nilai Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dari sekarang Rp 110 ribu per KPM menjadi Rp 150 ribu.
“Rencananya kan indeksnya naik dari Rp 110 ribu menjadi Rp 150 ribu per penerima manfaat tahun depan (2020, red),” ujar Menteri Sosial RI, Juliari P. Batubara dalam acara Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Sosial di Sunset Road, Kuta, Jumat (15/11).
Selama ini, lanjut Juliari, BPNT hanya untuk membeli bahan pangan yakni beras dan telur. Dengan adanya kenaikan nilai bantuan, pihaknya akan meminta masukan dari Kementerian Kesehatan terkait tambahan bahan makanan yang bisa diusulkan sebagai alternatif.
“Yang penting gizinya harus baik, ketersediaannya juga merata, dan kandungan importnya rendah sehingga bahan makanan yang diusulkan ini bisa benar-benar kita yang menyediakan sendiri,” jelasnya.
Khusus di Bali, saat ini tercatat ada 131.403 KPM yang menerima BPNT. Lewat mekanisme akun elektronik, setiap bulannya mereka diberikan uang yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan. “Penerima PKH (Program Keluarga Harapan, red) juga bisa menerima BPNT asal ada di basis data terpadu karena sasarannya adalah 40 persen masyarakat berpenghasilan rendah,” ujar Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra di Denpasar, Rabu (13/11).
Menurut Mahendra, BPNT merupakan program bansos yang telah dijalankan Kemensos sejak tahun 2017. Program yang bekerja sama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) ini menyalurkan bantuan sebesar Rp 110.000 langsung ke rekening penerima bansos melalui mekanisme akun elektronik. “Masyarakat membawa kartu BPNT ke e-warung, dengan nilai Rp 110.000 biasanya mendapat beras dan telur,” jelasnya.
Mahendra menambahkan, Bulog menjadi distributor dari e-warung tersebut. Oleh karena itu, beras yang bisa dibeli di e-warung sudah terjamin kualitasnya.
Apalagi, ada pengawasan dari Tim Koordinasi Bansos Pangan yang di dalamnya termasuk aparat keamanan di samping dinas terkait. Data Januari hingga Juni 2019, bansos pangan sudah terealisasi 6.964.100 kg untuk total 131.403 KPM. KPM terbanyak ada di Buleleng dengan jumlah 37.214, disusul Karangasem sebanyak 22.661 dan Gianyar sebanyak 22.164. (Rindra Devita/balipost)