GIANYAR, BALIPOST.com – Kawasan Desa Tegallalang merupakan salah satu pusat kerajinan di Kabupaten Gianyar. Namun, saat ini mulai terjadi kelesuan penjualan, khususnya ekspor.
Kondisi ini diungkapkan Pj. Perbekel Tegallalang, Dewa Gede Agung Purnama. Ia mengatakan sektor kerajinan kayu di Desa Tegallalang, berupa produk patung pulasan cat dan kerajinan patung lainnya kini memang tengah mengalami kelesuan.
Menurutnya hal ini terjadi karena pasar mulai jenuh dengan patung yang sama dari tahun ke tahun. Para perajin pun sebenarnya berupaya berinovasi dan kreatif membuat karya baru. “Ada yang membuat kerajinan dengan kaleng bekas, kayu sampah laut atau kerajinan kaca tuang cair,” bebernya.
Menurutnya dengan upaya ini, kelesuan ekspor kerajinan yang satu, bisa ditopang dengan kerajinan lain. Sehingga dengan upaya ini perajin masih bisa bertahan. “Yang jelas, perajin yang berinovasi akan bisa eksis mengikuti selera pasar,” terangnya lagi.
Meski sudah berinovasi dan berkreasi, masih ada perajin yang kesulitan melakukan penjualan. Menurutnya para perajin ini membutuhkan pembinaan khusus. “Kalau sekarang pembinaan pemerintah masih fokus di wilayah Desa Celuk dan Sukawati,” katanya.
Dikatakan pengrajin di Tegallalang saat ini membutuhkan pembinaan, terkait cara pemasaran. Apalagi saat ini memasuki pemasaran era 4.0, sementara di Tegallalang belum semua memahami pola tersebut. “Perajin kami di Tegalalang juga butuh pembinaan, bagaimana cara ekspor dan pemasaran produk melalui web. Sebagian dari perajin sudah ada yang memasarkan lewat online namun belum semua mampu,” ungkapnya.
Saat ini para perajin memang masih jalan sendiri-sendiri. Ke depan, pihaknya akan mengumpulkan perajin di Desa Tegallalang dalam satu wadah sehingga dalam setiap pembinaan dari pemerintah bisa lebih mudah. “Harapan saya pembinaan bisa merata, karena sekarang perajin kami masih jalan sendiri-sendiri,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)