GIANYAR, BALIPOST.com – Sampah memang menjadi persoalan krusial yang harus ditangani bersama. Bila tidak demikian, sampah bisa merusak lingkungan, serta mencoreng pariwisata.
Bupati Gianyar Made Mahayastra yang turun melihat persoalan ini, meminta masyarakat di kawasan seni ini agar ikut mengelola sampah mulai dari rumah tangga. “Penanganan sampah harus dilakukan dari hulu, dari rumah tangga, desa, sehingga di hilir hanya menangani residu saja” ujar Bupati Mahayastra usai menyerahkan bantuan 1 unit armada pengangkut sampah di Banjar Tarukan, Desa Mas, beberapa hari lalu.
Upaya penanganan sampahd Ari runah tangga ini dapat dilakukan cukup dengan memilah sampah organik dan anorganik. Nah dengan upaya ini diyakini beban TPA Temesi dapat sedikit berkurang. Bupati asal Payangan ini juga meminta Pemerintah Desa agar menghidupkan kembali tempat pembuangan sampah terpadu perdesaan.
Mahayastra mengaku sejak awak dilantik sudah punya rencana pengelolaan sampah. Diantaranya dengan melakukan antisipasi berupa perluasan lahan TPA Temesi. Setelah perluasan, TPA Temesi nanti akan menjadi 8,7 hektar. Perluasan tersebut mencakup penyewaan 1 hektar lahan dan pembelian 4 hektar lahan oleh Pemkab Gianyar.
Selain itu, Bupati Mahayastra juga telah menjalin kerjasama dengan ahli lingkungan ITB terkait penerapan teknologi dalam pengelolaan TPA Temesi. “TPA Temesi nanti akan seperti taman, saatnya nanti akan menjadi percontohan, tapi sabar dulu, semua perlu proses, perlu waktu dan perlu anggaran, kita sedang kerjakan,” ujar Bupati Mahayastra didampingi Plt Kepala DLH Wayan Kujus Pawitra.
Sementara itu, Kelian Banjar Tarukan, Ketut Putra menceritakan ketika sampah yang menumpuk difoto oleh wisatawan dan kemudian viral. Diakui akibat kejadian tersebut pihaknya merasa malu. “Kami malu, karena itu sejak 4 bulan lalu kami bergerak, sampah dari rumah masyarakat kami jemput. Dengan demikian kami berharap masyarakat sadar agar menangani sampahnya dengan bijak, misalnya dengan memilah,” terang Ketut Putra.
Menurutnya, program tersebut telah berhasil, kini tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sekitar Sungai Meranggi, lingkungan desa juga terlihat sangat bersih. “Komitmen kami adalah tetap menjaga kesadaran masyarakat agar memilah sampahnya dan tidak sembarangan membuang sampah, dengan dimilikinya bank sampah dan armada sampah, kami optimis,” tandasnya. (Adv/balipost)