Saya mengikuti pemberitaan soal penanganan sampah di Bali dan kabupaten/kota dalam dua pekan terakhir di media massa. Bahkan, Harian Bali Post saya baca sangat mengatensi persoalan sampah di Bali.

Saya setuju jika pembahasan masalah sampah menjadi masalah strategis bagi Bali.  Saya juga mendukung jika pemerintah kabupaten/kota sejak dini mulai memikirkan beban sampah bagi Bali ke depan. Mudah-mudahan ada solusi untuk ini.

Baca juga:  Peningkatan Sampah di Denpasar Makin Tinggi, Peran Swakelola Dimaksimalkan

Yang saya khawatirkan desa adat banyak menolak wilayahnya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, ada baiknya dilakukan pendekatan teknologi dalam menglola sampah. Seperti pemerintah kota menggunakan pendekatan underground atau pengelolaan sampah di bawah peramaukaan dengan pendekatan teknologi. Memang mahal, tetapi jika lahan terbatas, hal ini bisa ditiru.

Saya juga berharap pemerintah harus mengedukasi desa dinas dan desa adat untuk menyiapkan lahan untuk TPA. Untuk itulah perlu kebersamaan dan kesadaran warga dalam mengelola sampah rumah tangganya.

Baca juga:  Timbunan Sampah Perayaan Tahun Baru di Buleleng Capai 155 Ton

Saya khawatir jika ini tak menjadi pembahasan serius, penanganan sampah akan kalah dengan hiruk-pikuk pilkada serentak 2020. Jika ini terjadi saya yakin penanganan sampah akan terabaikan.

Mudah-mudahan kita bersama memiliki waktu yang sama untuk memikirkan masalah sampah dan melakukan langkah terbaik dalam mengelola sampah rumah tangga kita.  Mudah-mudahan ada solusi yang baik menghadapi beban sampah ke depannya.

Ni Ketut Purnamiani

Baca juga:  Badung Cabut Status Darurat Sampah

Tabanan, Bali 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *