Ketua LVRI Kota Denpasar Jero Wiladja. (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kisah heroik pasukan Ciung Wanara di bawah pimpinan Brigjen TNI (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai melawan penjajah sudah berlangsung 73 tahun lalu. Semangat tempur para pejuang kemerdekaan tersebut tidak akan pernah hilang dari ingatan masyarakat Bali. Terlebih bagi rekan-rekan almarhum yang ikut berjuang mengangkat senjata demi membela bangsa dan negara.

Semangat heroik tersebut kini harus menjadi teladan bagi generasi milenial saat ini. Caranya, melakukan sesuatu secara profesional di bidangnya masing-masing, sehingga bermanfaat bagi masyarakat, lingkungan serta bangsa dan negara.

Ketua LVRI Kota Denpasar Jero Wiladja menyatakan itu ditemui di Sekretariat Veteran Kota Denpasar, Selasa (19/11). Ditegaskannya, perjuangan para pahlawan pada zaman perang kemerdekaan dilakukan tanpa pamrih. Tidak ada keinginan pribadi saat menghadapi para penjajah. Semangat juang di antara pasukan tidak diragukan lagi. Mereka bukan saja rela mengorbankan harta benda, tetapi nyawa sekali pun siap dipertaruhkan.

Baca juga:  Jadi Corong Negara, Citra Bali Mesti Dijaga

Zaman telah berubah. Kini, semuanya serba praktis. Karena itu, upaya untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa yang memiliki beraneka ragam ras, agama dan suku harus tetap berkobar di semua hati sanubari generasi muda. Meski tidak lagi mengangkat senjata, langkah yang bisa dilakukan generasi milenial saat ini cukup beragam. Pelajar diharapkan fokus pada pelajaran untuk bisa meraih prestasi akademik. Demikian pula profesi lainnya, semua harus dilakukan dengan profesional untuk mendapatkan hasil maksimal.

Baca juga:  Pembinaan Teritorial untuk Memperkuat NKRI

”Inilah salah satu langkah yang harus dilakukan oleh para pahlawan masa kini. Generasi sekarang harus mampu menunjukan perilaku yang baik kepada masyarakat serta tetap berkomitmen menjaga NKRI ini berdiri tegak,” ujar Jero Wiladja.

Dikatakannya, di zaman globalisasi ini banyak pengaruh teknologi yang tidak saja berdampak positif bagi generasi muda, namun tidak jarang bisa menjerumuskan kaum milenial ke jalan yang sesat. Terlebih dengan berkembangnya media sosial, generasi muda harus mampu memanfaatkan dengan baik. Tidak mengambil secara mentah-mentah apa yang dilihat di medsos. Jangan sampai karena media sosial, kerukunan, rasa persaudaraan dan pertemanan hancur.

Baca juga:  Kasad Tegaskan Netralitas TNI Harga Mati

Di Kota Denpasar terdapat empat jenis veteran, yakni Veteran Pejuang Kemerdekaan, Veteran Anumerta, Veteran Pembela dan Veteran Perdamaian. Veteran di Denpasar saat ini sekitar 300 orang. Jumlah ini akan terus berkurang setiap tahun karena usianya sudah semakin uzur. (Asmara Putra/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *