Kebakaran di TPA Suwung, Denpasar, beberapa waktu lalu. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – TPA Suwung berulang kali terbakar. Hal ini membuat gerah Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra seraya berharap ke depan tidak ada lagi kasus serupa di sana. Untuk itu, diperlukan analisis data terkait penyebab kebakaran guna  mendapatkan solusi yang permanen.

Wali Kota Rai Mantra menyampaikan hal itu saat rapat evaluasi program pembangunan di Ruang Praja Utama, Rabu (20/11). Rapat evaluasi dipandu Sekda AAN Rai Iswara dan dihadiri Wakil Wali Kota IGN Jaya Negara serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.

Baca juga:  Diduga Terpeleset, Ibu Hamil Meninggal

Rai Mantra menegaskan, bercermin dari sejumlah kasus kebakaran di TPA Suwung, seharusnya sudah ada analisis data terkait penyebabnya. Ini perlu sinergi semua OPT terkait. Tidak hanya dibebankan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). BPBD serta OPD lainnya juga harus terlibat.

Bila pemicu kebakaran di sana akibat hawa panas yang tinggi, antisipasinya sudah bisa dilakukan. Agar tidak terjadi kebakaran, maka perlu menjaga suhu di TPA. Jangan sampai melebihi ambang batas, semisal 30 derajat. Bila suhu sudah berada di ambang batas, dilakukan penyiraman. Di sinilah peran BPBD turun, sehingga suhu tetap terjaga. “Saya minta BPBD buat satu pos di sana,” ujar Rai Mantra.

Baca juga:  Merapi Luncurkan Awan Panas

Wali Kota minta DLHK agar melakukan langkah preventif yang lebih utama. Ini penting agar masyarakat di sekitarnya tidak sampai marah akibat berulang kali terjadi kebakaran. Ia juga menyoroti keberadaan alat berat yang digunakan di TPA sering rusak. Pihaknya minta DLHK mencari solusi jangka panjang atau permanen untuk mengatasi permasalahan di TPA.

Menurut Kepala DLHK Denpasar Ketut Wisada, di TPA Suwung ada lima unit alat berat yang sudah berumur lima tahun. Operasional alat berat ini hampir 24 jam setiap hari, sehingga sangat rentan mengalami kerusakan.

Baca juga:  BPBD akan Terjunkan Alat Berat Tangani Longsor di Sega

Solusi jangka pendek yang dilakukannya yakni menyewa alat berat. Setelah dilakukan penelusuran, ternyata semua alat berat yang disewakan kapasitasnya kecil, sehingga mubazir kalau disewa.  (Asmara Putra/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *