Wisatawan sedang menghabiskan waktu di Pantai Kuta, Badung. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Viralnya Bali yang masuk dalam daftar “No List” 2020 dikeluarkan Fodor’s Travel ditanggapi Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Rabu (20/11). Ia menilai artikel oleh media asing itu berlebihan.

Apalagi, Bali selama ini tak henti-hentinya mendapatkan penghargaan sebagai destinasi pariwisata terbaik dunia. Terlebih, pemerintah daerah bersama masyarakat juga terus berusaha meningkatkan kualitas destinasi yang ada.

Termasuk, mengambil langkah mengatasi masalah sampah. “Sekarang sudah ada Pergub tentang pengendalian penggunaan plastik, kemudian usaha pemerintah untuk segera menyelesaikan TPA itu sudah jelas. Ini yang akan kita jelaskan, apa yang dilakukan di Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Minta WFB dan "Open Border" Tetap Jalan, Ini Argumen Pelaku Pariwisata Bali

Wagub yang akrab disapa Cok Ace ini telah membuat surat untuk memohon dukungan dari seluruh pelaku industri pariwisata di Bali. Sebab, masuknya Bali dalam daftar destinasi untuk tidak dikunjungi tentu akan berdampak kurang baik bagi citra pariwisata.

Seluruh pelaku industri pariwisata diimbau meminta wisatawan yang berlibur untuk memviralkan foto ataupun video di media sosial mengenai citra Bali yang positif. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali ini mencontohkan pantai yang bersih, lingkungan yang masih asri, taman hotel yang ditata dengan baik, masyarakat Bali yang ramah, serta kearifan lokal lainnya bisa diunggah ke media sosial oleh wisatawan yang tengah berlibur di Pulau Dewata.

Baca juga:  Jangan Sampai Nodai Kesucian Pura

Upaya tersebut diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan citra positif pariwisata Bali.

Terkait adanya artikel di Fodor’s Travel ini, Anggota Komisi II DPRD Bali yang salah satunya membidangi pariwisata, A.A. Ngurah Adhi Ardhana, mengatakan harus disikapi dengan upaya mengatasi persoalan yang disoroti. Dalam ulasan Fodor’s, Bali tidak layak dikunjungi karena sudah kelebihan turis, banyak wisatawan yang berulah, hingga masalah sampah.

“Fodor’s Travel adalah media wisata yang lebih menekankan saran kepada wisatawan atas akibat destinasi yang dianggap kurang dalam perilaku menjaga keseimbangan lingkungan,” ujarnya.

Baca juga:  Belasan Pelanggar KTR Jalani Sidang Tipiring

Menurut Adhi, Bali kini ditantang untuk bisa menjawab isu yang berkembang terkait over capacity maupun sampah. Apalagi untuk masalah sampah, Gubernur Bali sebetulnya sudah mengeluarkan kebijakan yang progresif.

Namun demikian, lanjutnya, Bali tidak perlu khawatir saat masuk dalam daftar “no visit”. Mengingat, cukup banyak destinasi terbaik dunia lainnya, juga menjadi sorotan dari Fodor’s Travel. “Bali sendiri masih menjadi destinasi terbaik yang disarankan TripAdvisor,  penasihat perjalanan yang terpercaya di dunia pariwisata,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *