Pemandian air panas di Angseri, Kecamatan Baturiti. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Pemkab Tabanan terus mematangkan rencana pengembangan delapan destinasi wisata baru. Untuk merealisasikan program tersebut, masih ada dua kawasan yang tengah berproses untuk Rancangan Induk Pariwisata (RIP), yakni kawasan di Desa Nyanyi, Kecamatan Kediri, dan Desa Angseri, Kecamatan Baturiti.

Dalam RIP tersebut nantinya ada penjelasan terkait apa saja yang bisa dikembangkan di kawasan tersebut dan apa yang tidak diperbolehkan. Sementara kawasan lainnya hanya tinggal menunggu investor dan akan dikelola oleh Perusahaan Daerah (Perusda).

Baca juga:  Belum Tersebar Merata, "Kue" Pariwisata di Nusa Penida

“Di Nyanyi, kami punya lahan di pinggir pantai 2,5 hektar dan di Angseri, pemandian air panasnya yang akan dikembangkan,” jelas Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti belum lama ini.

Tentang kelanjutan penataan kawasan Bedugul yang terkesan mandek, Bupati Eka menyatakan pada tahun 2020 sudah dianggarkan BKK Badung sebesar Rp 20 miliar. Penataan meliputi dermaga, pasar oleh-oleh, kuliner, penginapan dan wisata air. Kawasan ini juga akan dikelola oleh Perusda.

Baca juga:  KDB di KDTWK Jangan Diutak-atik

Delapan titik wisata baru yang tengah dikaji sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Tabanan tahun 2020 merupakan penggabungan dari desa wisata dan ekonomi kerakyatan. Desa Angseri yang dikenal memiliki potensi wisata pemandian air panas akan dikembangkan dengan melibatkan masyarakat untuk penyediaan kuliner, stan oleh-oleh bagi pengunjung dan penyediaan home stay.

Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan, yang dikenal sebagai sentra kopi, akan dikembangkan dengan membentuk rumah-rumah kopi. Sementara Desa Lumbung, Kecamatan Selemadeg Barat, dengan sentra kelapanya akan dibuatkan semacam center poin berupa rumah kelapa.

Baca juga:  Tahun Depan, Bali akan Jadi Provinsi Pertama yang Tuntas PTSL nya

Di kawasan Nikosake atau Tabanan bagian Barat, akan ada 500 home stay sembari mengembangkan tracking, wisata air terjun, edukasi dan pengolahan gula aren. Sementara kawasan Bedugul yang akan dikembangkan menjadi wahana danau, konvention hall, kuliner dan pasar oleh-oleh. (Dewi Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *