NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah pembangunan gedung di Jembrana pada tahun ini memiliki gaya arsitektur baru. Khususnya tempat-tempat pelayanan umum, tidak monoton dengan tidak meninggalkan arsitektur khas Bali.
Salah satu bahan yang hampir setiap bangunan gunakan adalah bata press. Baik itu dinding, pagar alas maupun ornamen lainnya.
Penggunaan bata press ini terlihat di sejumlah bangunan untuk umum yang saat ini sedang pengerjaan. Seperti di Mall Pelayanan Publik, Auditorium, Terminal Negara dan lainnya.
Di beberapa tempat pelayanan umum itu mengaplikasi bata press untuk beberapa bagian. Bahkan di Mall Pelayanan Publik, hampir sebagian besar tembok menggunakan material itu meskipun bentuk bangunan modern.
Sebelumnya di Pengadilan Negeri (PN) Negara juga menerapkan pagar alas juga menggunakannya. “Memang kita sengaja agar bahan bisa kita dapatkan dari sini (Jembrana). Selain bahannya dari Bali, daya tahan juga lebih kuat. Masak (bahan) dari luar terus,” ujar Kepala Dinas PU Jembrana, I Wayan Darwin, Jumat (22/11).
Diakuinya, untuk bahan ini sedikit mahal dibanding bahan lainnya, tetapi menurutnya lebih tahan keropos dan memiliki ciri khas Bali. Menurut Darwin, di beberapa desa di Jembrana memproduksi bahan itu.
Seperti di Baluk, Tegalbadeng dan Cupel. Para pekerja juga sebagian besar merupakan warga Jembrana dengan skill memasangnya. Pemasangan memiliki ciri khas Bali, yakni disusun secara rapat tanpa menggunakan adonan semen dan pasir.
Sejatinya, konsep ini sering diaplikasikan dalam bangunan Pura dan mencirikan bangunan tradisional. Namun, bata press yang diterapkan di beberapa gedung di Jembrana digabungkan dengan bangunan modern.
Seperti yang saat ini diterapkan di Gedung Kesenian Ir Soekarno. Dinding stage utama menggunakan bahan bata press. Akan tetapi, diaplikasikan lebih modern. (Surya Dharma/balipost)