DENPASAR, BALIPOST.com – Literasi keuangan sangat penting diajarkan sejak usia dini. Sebab, mengenalkan konsep dasar keuangan sejak dini akan membangun budaya pengelolaan uang yang bijak sejak dini.
Guna menyebarkan konsep dasar keuangan ini ke tengah masyarakat, Bank HSBC dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) menggelar Fun-ancial Day, Minggu (24/11) di Renon. Kegiatan ini mengajak anak-anak mencoba inovasi pendidikan berbasis teknologi di www.anakcerdas.prestasijunior.org.
Dijelaskan Co-Founder and Academic Advisor PJI, Robert Gardiner, selama ini tingkat literasi keuangan di usia anak-anak masih rendah. Hal ini dikarenakan terbatasnya media edukasi mengenai keterampilan ini. “Pemberian uang saku oleh orangtua kerap kali tidak disertai dengan tuntunan dan dorongan kepada anak untuk mengelola uang yang dimiliki,” ungkapnya.
Ditambahkan Communication Manager PJI, Jaya Panggabean, melalui pembelajaran nilai finansial kepada anak lewat teknologi digital yang interaktif diharapkan dapat lebih efektif serta mudah dipahami. Sebelum dikembangkan dalam versi daring setahun lalu, program Anak Cerdas versi luar jaringan sudah diinisiasi pada 2015. Program ini berhasil meningkatkan pemahaman keuangan 15.000 anak dari kisaran 40 hingga 50 persen menjadi 80 persen.
Head of Corporate Sustainability Bank HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko mengatakan dengan versi daring ini diharapkan bisa menjangkau anak-anak lebih banyak. Hal ini juga merupakan wujud komitmen dan kontribusi aktif untuk turut meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia. “Literasi keuangan adalah salah satu keterampilan masa depan yang perlu dipupuk sejak dini agar anak-anak dapat menjadi generasi cerdas finansial yang mampu membuat keputusan keuangan dengan tepat saat dewasa nanti,” ujarnya.
Setelah digelar di Denpasar, kegiatan yang menyasar anak-anak SD kelas 3 ke atas ini akan digelar di sejumlah kota. Rencananya pada Januari 2020 akan digelar di Jakarta, Februari di Medan, dan Maret di Surabaya.
Salah satu peserta, Indira, yang duduk di kelas 5 SD didampingi ibunya, Wayan Purwanti, mengaku mendapat tambahan ilmu terkait keuangan. Baik itu soal jenis alat pembayaran, pembelian dan tabungan, hingga penataan kota yang ada relevansinya dengan pajak dan dunia bisnis. (Diah Dewi/balipost)