TABANAN, BALIPOST.com – HardysCorp yang didirikan oleh Putra Bali Gede Hardy dan Ketut Rukmini Hardy pada 11 Juli 1997, saat ini telah melepaskan seluruh aset unit bisnisnya guna untuk penyelesaian kewajiban kepada seluruh krediturnya. Akan tetapi HardysCorp tetap melakukan CSR, HardysPeduli, yang dilaksanakan melalui HardysFoundation.
Kegiatan ini merupakan upaya mendukung program Pemerintah Provinsi Bali untuk mewujudkan cita-cita dalam menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali untuk menciptakan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia sekala maupun niskala. Terkonsep dalam visi Gubernur Bali, Wayan Koster, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Implementasi dari konsep Tri Hita Karana yang berlandaskan Tri Kaya Parisuda ini juga tercantum dalam 9 Pilar HardysCorp.
Melalui HardysPeduli, implementasi program Pemerintah Provinsi Bali yaitu Gerakan Semesta Berencana: Bali Resik Sampah Plastik digelar. Ini juga menunjukkan bahwa Bali terus berbenah untuk masalah sampah plastik di tengah masifnya pemberitaan media asing yang mencantumkan Bali dalam daftar destinasi wisata yang tidak layak dikunjungi di 2020.
HardysPeduli pada Sabtu (23/11) melaksanakan kegiatan di Kawasan Pura Luhur Dang Kahyangan Tanah Lot Tabanan. Kegiatan ini dilaksanakan dan dihadiri oleh perwakilan keluarga HardysCorp, rekanan bisnis, masyarakat setempat dengan mengajak anak-anak karyawan, generasi muda HardysCorp, Hillary Angelina Gardenia Hardy (Hillary Hardy yang saat ini sedang bersekolah di Grade 11 UWC SEA Singapore), Lilly Harmony Hardy, dan Jasmine Lovely Hardy (keduanya bersekolah di GMIS Bali) untuk mendapatkan edukasi secara nyata di lapangan.
Konsep HardysPeduli adalah mengutamakan pemberian bantuan dalam bentuk Jnana Yadnya melalui proses edukasi kepada masyarakat yang dilaksanakan setiap akhir pekan. Tidak hanya dilaksanakan di public area atau kawasan wisata seperti pantai, namun HardysCorp juga melaksanakan CSR di tempat-tempat ibadah.
Melalui HardysPeduli diharapkan mampu membangun partisipasi masyarakat terutama generasi muda untuk berperan aktif dalam perlindungan lingkungan hidup dan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Dalam ajaran Tri Hita Karana yang berlandaskan Tri Kaya Parisuda yaitu ketika kita memberi pelayanan kepada alam semesta, maka alam semesta akan memberi pelayanan terbaiknya kepada kita. (kmb/balipost)