JAKARTA, BALIPOST.com – Ada tujuh perusahaan rintisan dari Indonesia, dua dari Malaysia dan satu dari Singapura yang masuk dalam daftar finalis NTT Startup Challenge 2019.  Sepuluh perusahaan-perusahaan ini dinilai memiliki solusi yang tepat guna, kreativitas dan inovasi dalam menyediakan produk-produk mereka ke pasar

Dari sepuluh perusahaan-perusahan rintisan ini, NTT telah menetapkan tiga perusahaan rintisan sebagai pemenangnya, dengan mendapatkan total hadiah sebesar USD 10.000.  Mereka juga akan diberikan akses ke beberapa jaringan investor dan menerima secara cuma-cuma penggunaan infrastruktur teknologi yang dimiliki NTT.

Pemenang-pemenang ini telah melalui proses seleksi yang sangat ketat selama berlangsungnya program NTT Startup Challenge 2019. Pemenang pertama adalah Nodeflux perusahaan rintisan yang menyediakan real data monitoring mengenai pengenalan dan tingkah laku manusia menggunakan teknologi AI.

Teknologi mereka bisa digunakan di berbagai industri seperti perbankan, periklanan, dan hospitality, serta mendukung konsep kota pintar. Pemenang kedua yaitu Modal Rakyat, perusahaan rintisan fintech P2P dengan kemampuan mitigasi risiko keuangan, yang melayani B2B2C.

Pemenang ketiga yakni Awan Tunai perusahaan rintisan yang bergerak di bidang rantai pasokan dengan pengembangan keuangan mikro untuk pengecer yang memberikan informasi berupa data penjualan, informasi tentang kredit, hingga mitigasi risiko.

Panitia NTT Startup Challenge telah menerima aplikasi-aplikasi dengan beragam proposal dari perusahaan-perusahaan rintisan yang berasal dari sektor vertikal yang berbeda-beda. Tahun ini, tiga besar vertikal yang paling popular adalah Fintech (12%), Edutech (11%), dan Matching platform (10%).

Baca juga:  Tingkatkan Ekonomi Daerah, Generasi Muda Perlu Didukung Bangun Startup

Vertikal lainnya yang turut serta dalam kegiatan ini adalah e-Commerce (6%), Healthcare (5%), AgriTech (4%), Perjalanan, Olahraga, Makanan, Marketplace (3%), Logistik, HR, Crowdfunding, Pengelolaan Sampah, AI, Perangkat Keras (2%).

Di 2018, vertikal yang paling banyak diminati adalah Agritech dan e-commerce.  Menariknya, tren ini telah berubah karena semakin banyak perusahaan rintisan melihat ada banyak peluang di Fintech dan Edutech yang akan mendorong perekonomian negara-negara di Asia Tenggara dalam lima tahun mendatang.

Hendra Lesmana sebagai CEO NTT Ltd. di Indonesia menyatakan sangat senang dan antusias dengan jumlah peserta yang telah mengikuti tantangan ini. Sekitar 80% dari peserta berasal dari Indonesia.

Para peserta telah mendemonstrasikan ide-ide yang segar dan asli, memungkinkan bisnis untuk tumbuh serta membangun masyarakat yang mumpuni dengan pendekatan 4.0 di Indonesia. “Kami sangat menghargai semangat generasi muda dalam menyediakan solusi dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi bisnis saat ini, dan banyak diantara mereka telah memasuki bidang analisis perilaku yang canggih. Kami juga telah melihat solusi-solusi inovatif seperti proses struktural dalam pengelolaan sampah kota dengan memberikan apresiasi untuk mendorong masyarakat agar melakukan daur ulang.”

Program ini telah dilakukan untuk ketiga kalinya di Indonesia, serta di beberapa negara terpilih di Asia. “Kami telah menerima lebih dari 600 aplikasi tahun ini dan telah memilih sepuluh finalis untuk menghadiri kontes pemaparan singkat ide. Ini merupakan awal dari kolaborasi lanjutan dengan menggunakan sumber jaringan yang kami miliki, seperti infrastruktur TI, pengetahuan organisasi dan teknik, dan basis pelanggan secara global.  Kami akan terus mendukung pembentukan ekosistem perusahaan rintisan di Asia Tenggara,” kata Yasunori Kinebuchi, Penemu program NTT Startup Challenge.

Baca juga:  Berkat “BRInita”, Teh Herbal Jadi Produk Unggulan Poktan Bensor Semarang

Sepuluh finalis telah mempresentasikan ide-ide mereka, kepada panelis juri yang berasal dari berbagai latar belakang profesi dan bisnis pada 20 November 2019. Panelis juri terdiri dari: Hiroshi Nishikawa, Partnership Manager, Orange Japan; Kuan Hsu, Co-Founder dan General Partner, KK Fund; Nikhil Kapur, Partner, Gree Venture; Masa Fukata, Director, Game Changer Catapult, Panasonic. Pada ajang ini, pidato pembuka juga disampaikan oleh Rudiantara, Mantan Menteri Komunikasi & Informatika R.I., Indra Utoyo, Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi, BRI; Akie Iriyama, Dosen di WASEDA Business School dan Halim Wijaya, VP Regional Business Head, Grab.

Para finalis juga diberikan kesempatan untuk bertemu dengan beberapa investor dan perusahaan-perusahaan, termasuk NTT dan mitra-mitra strategisnya pada hari kedua, tanggal 21 November 2019. “Ide yang paling menarik dan solusi yang sangat dekat dengan keseharian masyarakat di Asia serta percepatan eksekusi dan memiliki daya tarik investasi adalah kata kunci yang ideal untuk menggambarkan profil pemenang,” tambah Kinebuchi.

Baca juga:  Mayoritas Ditopang UMKM, Gojek Sumbang Rp 55 T untuk Perekonomian Nasional

NTT Startup Challenge 2019 menyediakan total hadiah sebesar USD 10.000. Pemenang pertama yaitu nodeflux yang mendapatkan USD 5.000, Modal Rakyat sebagai pemenang kedua yang mendapatkan USD 3.000, dan Awan Tunai sebagai pemenang ketiga yang mendapatkan USD 2.000.

Kemudian, Outside memenangkan Panasonic Game Changer Catapult Award dan Modal Rakyat yang kembali memenangkan Orange FAB Award serta diberikan kesempatan untuk menggunakan infrastruktur TIK yang disediakan oleh NTT, secara cuma-cuma.

Shigeki Hayashi, SVP Business Planning, NTT Ltd. mengharapkan akan terjadi kesinambungan inovasi yang terus dikembangkan oleh para pemenang dan akhirnya menginspirasi ekosistem usaha rintisan di Asia Tenggara. Dengan memberikan akses kepada para pemenang ke solusi teknologi cerdas NTT dan sumber pendanaan, maka program ini akan membantu percepatan terciptanya banyak solusi berbasis 4.0 di Indonesia dan Asia Tenggara.

NTT akan menyelenggarakan NTT Startup Challenge pada tahun 2020 di Indonesia dan di dua negara lainnya di Asia Tenggara. Kontes pemaparan singkat ide diselenggarakan sekitar bulan September 2020. “Kami mengundang semua perusahaan-perusahaan rintisan untuk bergabung dengan program NTT di 2020.  Kami berharap dapat melihat dan mendengarkan gagasan-gagasan dan solusi-solusi yang segar dan terbaik yang akan diberikan di tahun 2020 mendatang,” tutup Kinebuchi. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *