DENPASAR, BALIPOST.com – Gedung Sport Center Prakasa Rucira Garjita (PRG) dan Museum Penanggulangan Terorisme senilai Rp 10 miliar di Jalan WR Supratman, Tohpati, Denpasar Timur, diresmikan Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, Rabu (27/11). Di hadapan ratusan undangan, termasuk petinggi dan mantan petinggi Densus 88 serta BNPT, Irjen Golose menegaskan bahwa teroris adalah musuh rakyat Indonesia.
“Kita sekarang berusaha berbuat untuk mengingatkan generasi muda, khususnya Bangsa Indonesia terlebih lagi rakyat Bali. Selalu saya katakan bahwa teoris adalah musuh rakyat Indoneaia. Bukan hanya penegak hukum,” tegas Golose usai meninjau museum.
Pasalnya, lanjut Golose, berbagai macam dalih teroris akan merubah dasar Negara Indonesia. “Selama negara ini berdiri, seluruh stakeholder, Polri, TNI, intelijen dan semua harus bersama-sama menjaganya,” ungkapnya.
Dibuatnya museum tersebut dengan maksud mengenang apa sudah dilakukan para penegak hukum, petugas Antiteror, Densus 88, BNPT dan seluruh stakeholder dalam menangani teororisme. “Saya coba sebagai inisiasi Polda Bali menggambarkan bagaimana kami menghadapi teoris dengan adanya museum ini. Puluhan anggota Polri meninggal, ratusan yang cidera,” kata jenderal lulusan Akpol 1988 ini.
Ia menegaskan polisi hanya menjalankan tugas negara. Rakyat yang Polri lindungi dan sepatutnya dilindungi.
Mereka merupakan bagian dari NKRI. “Museum tersebut untuk mengenang mengenang para pendahulu kami, termasuk anggota yang gugur. Ingat dengan dasar hukum kita mengikuti konstitusi negara, harus dijaga bersama dan pertahankan,” tegasnya.
Salah satu fungsi negara adalah melindungi rakyat dan itu tugas Polri. “Saya berpesan terutama kepada anggota, kita tidak boleh berkecil hati, tugas kita adalah tugas negara. Pahlawan zaman sekarang adalah anda-anda yang melakukan tugas untuk negata. Lakukan tugas dengan baik,” ungkap Golose.
Peresmian itu dihadiri Ketua Bhayangkari Wilayah Bali, Komjen Pol. (Purn) Gorries Mere, Komjen Pol. (Purn) Made Mangku Pastika, Irjen Pol. Budiono Sandi, Irjen Pol. M. Syafii, Irjen Pol. (Purn) Benny Mamoto, Brigjen Pol. M. Hukom, Brigjen Pol. Eddy Hartono, Brigjen Pol. Surya Dharma, Wakapolda Bali Brigjen Pol. I Wayan Sunartha, Bupati Gianyar dan Bupati Badung.
Terkait gedung tersebut, Kapolda menerangkan memiliki beberapa bagian, yakni Sport Center dan Museum Penanggulangan Terorisme. Adapun bangunan Sport Center yang terletak di lantai dua, memiliki berbagai fasilitas dan berfungsi sebagai sarana olahraga serta latihan untuk para atlet tenis meja. “Olahraga tenis meja adalah olahraga rakyat bali, mulai tingkat banjar atau desa sampai tingkat kabupaten. Berkat latihan intensif selama ini, atlet tenis meja bali telah mampu menjadi juara dalam tingkat nasional, sehingga saya tergerak untuk terus memacu prestasi putra putri bali dalam kecabangan tenis meja,” ujarnya.
Selain lokasi olahraga tenis meja, dilakukan juga pembenahan lapangan tembak untuk latihan menembak pistol dan senjata laras panjang serta pembenahan lokasi menembak reaksi. Serta disisi lantai bawah gedung ini terdapat beberapa kantor antara lain kantor Perbakin (Persatuan Menembak Indeonesia), IDPA (International Defences Pistol Association), PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia), Perkemi (Persatuan Shorinji Kempo Indonesia) dan SSI (Scuba School International).
Di lantai satu terdapat Museum Penanggulangan Terorisme. Museum ini dibangun untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang upaya Polri dalam mengungkap kasus teror yang terjadi di Bali.
Hal tersebut dikarenakan, Pulau Bali merupakan awal kebangkitan dimulainya perlawanan terhadap terorisme di Indonesia. Tidak kalah pentingnya, terwujudnya bangunan Prakasa Rucira Garjita ini bersumber dari dana hibah Pemda Kabupaten Gianyar sebesar Rp 10 miliar. (Kerta Negara/balipost)