Wagub Cok Ace bersama Bupati Anas saat piodalan di Pura Gunung Raung. (BP/ist)

 

DENPASAR, BALIPOST.com – Pujawali  Pura Giri Mulya Raung, di Dusun Sugihwaras, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Sabtu (7/12), menjadi ajang peningkatan toleransi umat beragama. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, yang akrab disapa Cok Ace menghadiri acara tersebut.

Wagub Cok Ace menyampaikan apresiasi atas semangat gotong royong yang ditunjukkan umat Hindu untuk melaksanakan upacara yadnya yang puncaknya bertepatan dengan Hari Suci Saraswati. Menurut Cok Ace, dirinya sengaja mengikuti perayaan Saraswati di Banyuwangi karena kedua wilayah bertetangga ini masih memiliki hubungan historis.

Cok Ace menyebut, leluhurnya di Bali berasal dari daerah lereng Raung. “Leluhur kami, Maha Rsi Markandeya, sebelum ke Bali pada abad ke-9, bersama ratusan pengikutnya menetap di lembah Gunung Raung ini. Lalu, kemudian mendapat wahyu untuk menuju ke Bali dan mendirikan Pura Besakih,” ungkapnya.

Baca juga:  Seimbangkan Alam Bali, Pemprov Bali Gelar Pemelepeh lan Pemahayu Jagat

Pada bagian lain, Wagub Cok Ace menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kesediaan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, untuk turut hadir menyaksikan pelaksanaan upacara. Kedepannya ia berharap jalinan silaturahmi serta toleransi antar umat beragama terus ditingkatkan sehingga tidak mudah dipecah belah oleh isu ataupun hoax yang dewasa ini banyak beredar dan dapat menyebabkan perpecahan.

“Ini merupakan kali pertama Bapak Bupati Banyuwangi turut hadir menyaksikan upacara. Suatu kehormatan bagi kami, ini merupakan apresiasi yang sangat luar biasa. Ke depan, silaturahmi ini saya harap terus ditingkatkan, sikap toleransi terus kita jaga dan ciptakan kerukunan sehingga kita akan hidup damai dan sejahtera berdampingan,” imbuhnya.

Baca juga:  Cakupan Vaksinasi dan Kepatuhan Prokes Tinggi, Bali Siap Terima Wisman

Dalam kesempatan tersebut, Cok Ace juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Banyuwangi yang memberikan perhatian terhadap keberadaan umat Hindu di wilayahnya. Perhatian tersebut antara lain diwujudkan dalam pembangunan akses jalan yang baik ke berbagai pura dan tempat persembayangan. “Saya yakin umat Hindu di sini memiliki loyalitas tinggi untuk membangun Banyuwangi menjadi lebih maju lagi,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Anas dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf karena baru bisa hadir di pura tersebut. Terkait upaya menjaga kerukunan antarumat beragama di wilayahnya, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah, antara lain menggelar pertemuan rutin lintas tokoh agama. “Atas kerukunan umat beragama di Banyuwangi, Karen Amstrong menetapkan Banyuwangi menjadi Compassionate City, kota welas asih ke-40 di dunia,” terang Anas.

Baca juga:  Ribuan Izin Usaha Sektor Pertambangan, Kehutanan dan Perkebunan Dicabut

Menurutnya, kerukunan menjadi modal penting untuk membangun Banyuwangi. Persoalan kemiskinan, pengangguran, pembangunan dan pendidikan setahap demi setahap dapat diselesaikan. “Angka kemiskinan Banyuwangi berhasil kita tekan hingga 7,8 persen, padahal sebelumnya selalu dua digit. Pendapatan per kapita pun naik hingga lebih dari Rp 48 juta per tahun. Ini semua tentu tidak terlepas dari peran bersama masyarakat Banyuwangi yang rukun,” ujarnya. (Agung Dharmada/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *