DENPASAR, BALIPOST.com – Bali menduduki posisi teratas tingkat nasional terkait nilai indeks ketahanan diri (anti) terhadap narkoba masyarakat. Itu terjadi karena menurunnya jumlah kasus narkoba pada 2019 yaitu 806 kasus, sedangkan tahun lalu 922 kasus. Jadi, kerja keras melakukan upaya preventif dan penindakan oleh BNNP Bali beserta jajarannya selama tahun ini tidak sia-sia.
“Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Gubernur Bali Bapak Wayan Koster atas support-nya selama ini. Paling menggembirakan adalah Bapak Wayan Koster membantu kami dalam pembangunan tempat rehabilitasi di Bangli dan kendaraan operasional,” ujar Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Drs. Putu Gede Suastawa, S.H., Selasa (10/12).
Soal prediksi menurunnya peredaran barang terlarang ini saat perayaan tahun baru 2020, menurut jenderal bintang satu asal Desa Gulingan, Mengwi, Badung itu bisa dilihat dari beberapa faktor. Antara lain menurunnya jumlah kasus narkoba di Bali 13 persen, berbanding lurus dengan turunnya prevalensi penyalahguna narkoba tiap tahun, yakni tahun 2017 sebanyak 50.539 orang dan tahun lalu 31.711 orang.
Selain itu, nilai indeks ketahanan diri (anti) terhadap narkoba masyarakat Bali nomor 1 tingkat nasional. Nilai Ikota (indeks kota tanggap ancaman narkoba) Kabupaten Badung menempati ranking 1 dan Denpasar ranking 6 tingkat nasional. Di sisi lain, makin banyak masyarakat yang terpapar narkoba mengakses layanan rehabilitasi.
“Selama tahun 2019, sosialisasi dan penyuluhan tentang P4GN gencar kami lakukan sampai pelosok desa. Kami mengapresiasi banyak instansi pemerintah dan swasta sadar akan bahaya narkoba sehingga mereka melakukan tes urine secara mandiri,” jelas Suastawa.
Menyikapi tahun 2020, pihaknya bersama instansi terkait tetap melakukan pengawasan jalur masuk narkoba, yaitu Pelabuhan Gilimanuk, Celukan Bawang, Padangbai, Pelabuhan Benoa, Pantai Tulamben, Pantai Sanur dan Bandara Ngurah Rai.
Hasil evaluasi tahun 2019 terkait tingkat peredaran narkoba di masing-masing wilayah, yaitu Denpasar masuk kategori sangat rawan, Badung status rawan dan Buleleng agak rawan. “Sejak saya menjabat Kepala BNNP Bali telah membangun tiga BNNK, yaitu Buleleng, Karangasem dan Klungkung,” kata mantan Kapolres Nunukan, Kalimantan Utara, dan Direktur Binmas Polda Bali itu.
Suastawa yang juga seorang pemangku mengaku prihatin karena masih banyak orang asli Bali sebagai penyalahguna narkoba. Hal ini bisa dilihat dari data rehabilitasi berdasarkan domisili yaitu orang asli Bali 172 orang, pendatang 84 orang, orang luar lahir di Bali 17 orang dan orang asing 9 orang.
Hasil penangkapan selama 2019 oleh BNNP Bali dan jajarannya sebanyak 54 orang. Barang bukti yang disita sabu-sabu 4,9 kilogram, ineks 1.642 butir dan ganja 23.012 gram. (Ngurah Kertanegara/balipost)