AMLAPURA, BALIPOST.com – Gunung Agung masih berada di level III (Siaga). Meski begitu, wisatawan tetap nekat mendaki gunung tertinggi di Bali ini. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, pemandu lokal yang mengantarkan wisatawan tersebut.
Hal itu disayangkan oleh Kalak BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa. Ia agak geram karena ada pemandu lokal yang mengantarkan wisatawan itu naik ke puncak Agung Agung. Padahal, pihaknya telah memasang larangan mendaki di sejumlah titik strategis, namun tetap saja ada nekat.
“Imbauan PVMBG sudah sangat jelas, warga dilarang melakukan aktivitas di radius 4 kilometer. Termasuk mendaki, sama sekali tidak diperbolehkan karena sangat membahayakan keselamatan. Tapi selalu saja ada yang mengabaikan,” ujar Arimbawa ketika dimintai konfirmasinya, Selasa (10/12).
Oleh karena itu, bila nantinya ada yang tersesat dan yang lainnya di radius larangan, BPBD Karangasem tidak akan ikut melakukan evakuasi. Lebih baik korbankan yang melanggar aturan (pendaki) daripada mengorbankan keselamatan tim evakuasi. Yang lebih disayangkan lagi, pemandu lokal Karangasem yang melanggar dan membuat sensasi di media sosial. ”Yang dilihat hanya uang dan uang, tanpa memikirkan keselamatan,” tegasnya.
Arimbawa menjelaskan, aktivitas Gunung Agung tidak sama dengan gunung api lainnya di Indonesia. Gunung Agung bisa erupsi sewaktu-waktu. Ini yang dikhawatirkan oleh pihaknya. ”Kalau sampai meninggal di atas, semua akan repot. Termasuk membuat upacara agama untuk pembersihan secara niskala. Ini yang diabaikan dan tak dipikirkan,” sebutnya. (Eka Parananda/balipost)