DENPASAR, BALIPOST.com – Awan Cumulonimbus (Cb) yang menyebabkan hujan es biasanya memiliki luasan yang tidak terlalu luas. Sehingga hujan es biasanya terjadi secara lokal dan susah untuk diprediksi kapan akan terjadi.

Tetapi secara umum potensinya terjadi masa musim peralihan. Berikut gejala sebelum terjadinya hujan es, seperti diungkapkan I Wayan Wirata, prakirawan BMKG wilayah III Denpasar :

Hujan es bisa terjadi dalam dua kondisi, yakni dalam masa pancaroba, masa dimana hujan tidak turun selama tiga hari berturut-turut. Bila itu terjadi, pada hari keempat dapat berpotensi terjadi hujan dalam bentuk es dan juga bisa disertai angin kencang tiba-tiba.

Baca juga:  Terdakwa Dugaan Korupsi LPD Sunantaya Ditangguhkan Penahanannya

Kedua, terjadi dalam masa pancaroba dimana hujan tetap ada (walaupun intensitasnya ringan). Pada pagi di hari tertentu, terasa cukup terik, kelembaban tinggi, dan ada beda suhu yang besar antara jam 07.00 dengan jam 10.00 yaitu sekitar 5 °C.

Akan muncul awan cumulus (awan putih berlapis-lapis) sekitar pukul 10.00 pagi. Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya yang berwarna abu-abu dan menjulang tinggi seperti bunga kol.

Baca juga:  Berita Terkait TNI Banyak Viral di Medsos, Ini Tanggapan Ketua Persit Udayana

Tahap berikutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau kehitaman atau dikenal sebagai awan cumulonimbus. Awan Cumolonimbus inilah yang perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan hujan es, hujan lebat, angin kencang tiba-tiba dan atau petir.

Berbeda dengan Salju

Hujan es bisa terjadi di belahan dunia mana pun. Sementara salju hanya bisa terjadi di wilayah lintang tinggi, lebih dari 23,5°.

Baca juga:  Cuaca Tak Bersahabat, Sejumlah Nelayan di Ujung Pilih Tak Melaut

Awan yang menyebabkan juga berbeda. Kalau hujan es disebabkan oleh awan cumulonimbus, salju disebabkan oleh awan nimbus stratus.

Hujan es akan mencair beberapa menit setelah sampai kepermukaan tanah. Sedangkan salju bisa bertahan lama di permukaan tanah karena suhu daratan juga sangat rendah. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *