MANGUPURA, BALIPOST.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Badung pada 2019 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini dipicu oleh sejumlah faktor.
Data di Dinas Kesehatan (Diskes) setempat menunjukkan kasus DBD di Badung mencapai 971 kasus pada 2019. Angka ini melejit dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2017 ada 941 kasus dan satu orang meninggal dunia, sedangkan tahun lalu menurun drastis yakni hanya terjadi 326 kasus dan satu orang meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Badung dr. I Gede Putra Suteja saat dimintai konfirmasinya, Selasa (17/12), tak menampik perihal tersebut. Menurutnya, peningkatan ini dipicu oleh tiga faktor. Pertama cuaca, curah hujan pada awal 2019 tinggi, sedangkan pada awal 2018 rendah. Faktor berikutnya lingkungan. Hujan menyebabkan banyak jentik. Faktor perilaku yakni tidak ada pemberantasan sarang nyamuk sehingga jentik berubah menjadi nyamuk.
DBD di Badung per Januari–9 Desember 2019 sebanyak 971 kasus. Rinciannya, pada Januari terjadi 94 kasus, Februari 116 kasus, Maret 90 kasus, April 128 kasus, Mei 207 kasus, Juni 129 kasus, Juli 79 kasus, Agustus 31 kasus, September 26 kasus, Oktober 19 kasus, November 44 kasus dan per tanggal 9 Desember 8 kasus.
“Dari semua kasus tersebut ada dua orang yang meninggal dunia. Pertama, warga asal Jumpayah, Mengwitani, meninggal dunia pada 15 Januari 2019 di RSD Mangusada. Kedua, bocah yang tinggal di Jalan Pratama , Bualu Indah, Benoa, meninggal pada 23 Januari 2019 di RSUP Sanglah,” ujarnya.
Terkait kondisi itu, dr. Suteja berharap masyarakat tetap memperhatikan lingkungan sekitar, terutama perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, pemberantasan sarang nyamuk sangat penting dilakukan. (Parwata/balipost)