AMLAPURA, BALIPOST.com – Penanaman ribuan bibit pohon dilakukan di areal Pura Pengubengan, Desa Besakih, Rendang, Karangasem, Selasa (17/12). Penanaman pohon tersebut dilakukan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Unda Anyar dan Dinas Kehutanan Bali dalam rangka pelaksanaan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Pohon Nasional Tingkat Provinsi Bali berupa Pencanangan Gerakan Nasional Pemulihan DAS 2019.

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Unda Anyar, Titik Wurdiningsih, menjelaskan, jumlah bibit pohon yang ditanam mencapai 2 ribu bibit. Dan menanamannya dilakukan di dua lokasi yakni di areal Pura Pengubengan Besakih dan di Waringin, Desa Pempatan.

Baca juga:  Kondisi Bumi Memburuk, Yuk Lakukan 8 Cara Ini untuk Jaga Lingkungan

Bibit pohon yang ditanam adalah ampupu, nangka, puspa ada alpukat. Diharapkan, dengan penanaman bibit pohon ini, nantinya ketika sudah besar bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Kata dia, selain penanaman pohon, pihaknya juga memberikan bantuan bibit tanaman kepada masyarakat. Bibit yang diberikan secara gratis diantaranya sirsak, jambu merah, gaharu, intaran dan cempaka kuning. “Bila ada masyarakat yang membutuhkan bibit pohon, kita menyiapkan gratis. Bagi masyarakat menginginkan bibit, bisa mencari di Suwung Denpasar,” tegasnya.

Baca juga:  Bangli Belum Berlakukan Kenaikan Tarif Retribusi Sampah

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali,  I Made Gunaja, mengatakan, kegiatan penanaman bibit pohon yang dilakukan ini, untuk melindungi dan melestarikan hutan ketika memasuki musim hujan. Terlebih lagi, saat Gunung Agung erupsi dua tahun lalu, hutan yang ada di Besakih ini terdampak abu vulkanik sehingga daun pohon menjadi kering.

“Langkah ini sebagai pemulihan atau rehabilitasi lahan kritis. Sehingga kerusakan hutan tidak berkelanjutan,” ungkapnya.

Baca juga:  Ini, Kesaksian Warga Sekitar PLTU Celukan Bawang soal Dampak Polusi Batu Bara

Ia menyebutkan di Bali ada sekitar 293 sungai. Dari jumlah itu, hanya 40 persen yang berair sepanjang tahun. Sisanya berair ketika musim hujan saja.

Ujung dari DAS itu, adalah hutan. “Kita harapan kalau hutan sudah lestari, masyarakat sekitar akan sejahtera,” ujarnya.

Gunaja menambahkan pihaknya meminta sehabis pohon ini ditanam, masyarakat bisa ikut menjaga dan memeliharanya sampai pohon ini tumbung dengan baik.  “Jangan, sehabis menanam ini, pohon lalu ditinggalkan begitu saja tanda dirawat,” ujarnya. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *