DENPASAR, BALIPOST.com- Capaian kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) diperkirakan mencapai kisaran 6,4 juta sampai 6,5 juta pada tahun ini. Di 2020, target dengan jumlah yang lebih besar pun dinilai masuk akal.
Menurut Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, pemerintah menargetkan 7 juta wisman datang ke Bali. “Karena melihat kondisi global dan pesaing Bali. Pesaing Bali tidak sendiri, ada Vietnam, Laos, Burma,” ujarnya.
Menurunnya wisatawan tahun ini, dinilainya juga terjadi di beberapa negara akibat pengaruh perang dagang AS – China. Sementara China adalah wisman terbesar yang datang ke Bali.
Untuk mencapai angka kunjungan yang memuaskan, dikatakan industri dan pedagang sudah melakukan upaya-upaya untuk tutup tahun, berupa acara-acara tambahan. “Kita mengharapkan jangan sampai acara-acara itu justru mendegradasi sekali,” pungkasnya.
Pemprov Bali pun telah merestui dibentuknya BaliCEB (Bali Convention Exhibiton Bureau) sehingga ke depan Bali bisa mendapatkan wisatawan MICE yang notabene berkualitas. “Kami optimis karena selama ini Bali sudah terbiasa menangani MICE,” ujarnya.
Selama ini kelemahan Bali, lanjutnya, adalah pada tahap bidding. “Kita dapat serve di Jakarta. Nah kelemahan kita untuk bidding, tapi dengan adanya BaliCEB kita bisa menggarap langsung wisatawan MICE. Tahun kemarin, kita memang belum punya wadah untuk mengelola. Jadi semua masih alami dan ketergantungan kita ke pusat, sangat tinggi,” bebernya.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, jumlah kunjungan wisman dari Januari hingga Oktober 2019 sebanyak 5,23 juta dengan devisa yang dihasilkan Bali dalam periode tersebut sebesar USD 4,66 miliar. Dibandingkan dengan Januari – Oktober 2018 (yoy), kunjungan wisman ke Bali melambat karena periode tersebut jumlah kunjungan 5,16 juta.
Pelambatan ini karena zero dollar tourism, bencana alam di sekotar wilayah Bali, ekses pelaksanaan pemilu pada Mei 2019, kompetisi destinasi wisata dunia, khususnya di Asean. (Citta Maya/balipost)