DENPASAR, BALIPOST.com – Sampah rumah tangga dan sampah yang ada di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kota Denpasar terlihat menumpuk. Kondisi ini akibat kekurangan armada untuk pengangkutan sampah ke TPA Suwung (Sarbagita).
Ngurah, salah seorang warga Denpasar, menjelaskan sejak beberapa hari ini sampah di depan rumahnya tidak diangkut. Sampah di sepanjang gang yang ditempatinya juga masih utuh. “Sejak beberapa hari ini sampah saya tidak diangkut, ada apa ini ya?” kata warga yang tinggal di Jalan Tukad Melangit, Panjer, ini, Rabu (18/12).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Denpasar I Ketut Wisada membenarkan keterlambatan pengangkutan sampah ke masing-masing TPS dikarenakan kurangnya alat berat. Saat ini pihaknya memiliki dua unit alat berat untuk menangani 13 TPS yang tersebar di Denpasar, sehingga harus digilir.
Menurutnya, alat berat tersebut digunakan secara bergantian dari TPS satu ke TPS lainnya. Kondisi ini berdampak pada keterlambatan pengangkutan. Selain itu, dum truk yang digunakan dalam satu TPS masih kurang. Bila sampah menumpuk di satu TPS, tidak akan cukup ditangani satu armada. ”Mereka harus bolak balik untuk proses pengangkutannya,” ungkapnya.
“Benar ada keterlambatan pengangkutan karena kami hanya memiliki dua wheel loader. Itu kami gilir di 13 TPS untuk mengangkut sampah dari pagi sampai sore. Jadi, harus menunggu dari TPS Yang Batu baru bisa ke Panjer. Begitu terus, harus bergilir,” ujar Wisada.
Pihaknya sudah mengusulkan dua dum truk dengan anggaran Rp 760 juta dan satu wheel loader seharga Rp 1,6 miliar pada anggaran 2020. Sebab, untuk memaksimalkan pengangkutan sampah di Denpasar idealnya pihaknya mempunyai 4 wheel loader dan 90 unit dum truk. Saat ini DLHK baru memiliki 2 wheel loader dan 40 dum truk. (Asmara Putra/balipost)