BANGLI, BALIPOST.com – Kasus gigitan anjing terus terjadi di Kabupaten Bangli. Dinas Kesehatan (Diskes) Bangli mencatat angka kasus gigitan anjing hingga Desember tahun ini 2.000 lebih. Sementara persediaan Vaksin Anti-Rabies (VAR) dan Serum Anti-Rabies (SAR) diklaim masih aman.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dr. Nengah Nadi melalui Kasi P2PM Nyoman Sudarma, Rabu (18/12), menjelaskan, data yang dimilikinya menunjukkan bahwa kasus gigitan anjing cukup banyak. Per harinya rata-rata terjadi enam kasus gigitan. Meningkat dibanding tahun sebelumnya yang rata-rata lima kasus sehari.
Warga yang menjadi korban gigitan anjing sudah diberikan penanganan dan VAR melalui puskesmas dan rumah sakit. Pemberian VAR dilakukan secara selektif. Kalau kasus gigitan terjadi karena anjingnya terprovokasi, korban gigitan tidak diberikan VAR. Sebaliknya jika korban mengalami gigitan di daerah risiko tinggi dan anjing positif rabies, akan diberikan VAR dan SAR.
“Kami punya tim tata laksana kasus gigitan (takgit) yang di didalamnya terdiri atas Dinas Kesehatan dan Dinas PKP. Kalau ada informasi kasus gigitan, tim akan melakukan penyelidikan etimologi (PE). Apakah anjingnya sudah divaksin, apakah anjingnya terinjak lalu terprovokasi. Kalau ya, tidak dapat VAR,” sebutnya.
Saat ini persediaan VAR dan SAR di Bangli masih cukup aman. Pihaknya baru mengambil 1.000 vial VAR ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Begitu pula persediaan SAR diklaim masih aman. SAR ukuran 10 ml tersedia 15 vial dan 2 ml tersedia 14 vial.
Selama ini pengadaan VAR dan SAR dilakukan secara sharing dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Untuk mendekatkan pelayanan, VAR dan SAR didistribusikan ke rabies center di masing-masing puskesmas dan RSU Bangli. (Swasrina/balipost)