DENPASAR, BALIPOST.com – Masyarakat Bali mestinya bangga mewarisi aneka koleksi biologika, historika, lukisan dan filologika di Museum Bali. Museum berusia 87 tahun ini memiliki 14.542 koleksi, tetapi yang terinventarisasi sekitar 12 ribu. Dari jumlah itu, baru 6 ribuan koleksi yang sudah dimutakhirkan dengan sistem digitalisasi berbasis web.
“Karena pekerjaannya besar untuk pemutakhiran data ini. Baru 6.000 yang bisa kami masukkan,” ujar Kasi Koleksi UPTD Museum Bali I Putu Sedana, Jumat (20/12).
Sedana mengaku masih terus menyempurnakan sistem digitalisasi untuk pemutakhiran data koleksi museum. Saat ini, jenis-jenis koleksi Museum Bali baru bisa diakses secara offline pada komputer yang disediakan di museum. Untuk bisa online masih terkendala belum terdaftar di Kominfo.
Tahun depan masyarakat diharapkan sudah bisa mengakses secara online dari gawai masing-masing. Ini untuk memberikan gambaran koleksi yang ada di Museum Bali, sehingga masyarakat lebih tertarik untuk datang.
“Sistem pemutakhiran data ini sesungguhnya sudah mencakup keseluruhan. Berapa koleksi yang disimpan di gudang, berapa yang dipamerkan, apa saja jenis-jenis koleksi di masing-masing gedung. Untuk tahu lebih detail atau butuh print out, harus datang ke museum,” jelasnya.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan “Kun” Adnyana, digitalisasi merupakan bentuk pengelolaan koleksi sekaligus upaya pengamanan koleksi Museum Bali yang selama ini masih samar. Sekitar 6.000 dari total 14.542 koleksi yang sudah dimutakhirkan telah melalui penelitian dan pengkajian.
Hal ini penting untuk mengetahui seberapa besar kekayaan budaya Bali. Terlebih, pembangunan jati diri atau karakter krama Bali dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dilihat dari nilai-nilai yang terkandung pada objek kebudayaan tersebut.
Dikatakannya, 14.542 koleksi di Museum Bali adalah mahakarya leluhur Bali yang jelas menunjukkan sejarah panjang dari keberadaan Bali, baik sejarah pemikirannya, sejarah sistem pengetahuannya, sejarah sistem kepercayaannya maupun sejarah teknologi tradisionalnya.
Koleksi yang ada bisa dikatakan langka dan tidak mungkin bisa diikuti oleh museum-museum baru. Namun, dalam proses digitalisasi, tidak semua di-open resources. Hanya clue berupa identifikasi dasar yang ditampilkan. Hal ini justru akan membuat penasaran sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung.
Hingga November 2019, wisatawan domestik yang datang ke Museum Bali hanya 3.537, sedangkan wisatawan mancanegara mencapai 12.453 pengunjung. Selain itu, mahasiswa sebanyak 1.902 dan pelajar 10.385 orang. (Rindra Devita/balipost)