DENPASAR, BALIPOST.com – Bali dan atraksi seni budaya, ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Harus diakui, melambungnya pamor Bali sebagai destinasi wisata terkemuka di dunia tidak bisa dilepaskan dari potensi keragaman seni budaya yang tumbuh berkembang di Pulau Seribu Pura ini.
Gerak aktivitas keseharian krama Bali yang lekat dengan atraksi seni budaya adalah magnet utama yang menjerat minat kaum pelancong dari mancanegara untuk menjejak tanah Bali. Kekuatan seni budaya untuk mendatangkan para turis ke Bali tampaknya disadari betul oleh pemerintah daerah.
Makanya, tidak berlebihan jika pemerintah daerah memberikan perhatian besar terhadap geliat aktivitas sanggar atau komunitas seni yang beberapa tahun belakangan ini makin semarak. Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M. Hum. mengaku sangat terkesan melihat banyaknya pendirian sanggar/komunitas seni baru yang mayoritas digerakkan oleh seniman-seniman muda Bali selama satu dekade terakhir.
Menurutnya, fenomena kemunculan sanggar/komunitas seni baru ini sangat konstruktif dalam rangka penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali. Tak kalah strategisnya, sanggar/komunitas seni inilah yang memerankan diri sebagai kawah candradimuka yang nantinya akan melahirkan seniman-seniman muda berkarakter kuat yang akan menjaga dan meneruskan kejayaan seni budaya Bali. “Dari sanggar/komunitas seni inilah kita berharap banyak munculnya barisan panjang generasi penerus kejayaan seni budaya Bali. Tentunya, mereka tidak hanya mengusung spirit penggalian dan pelestarian semata, tapi juga merambah wilayah pengembangan sehingga senantiasa lahir karya-karya seni baru yang akan menyemarakkan jagat seni, baik di lingkup Bali, nasional maupun internasional,” kata Arya Sugiartha, Senin (23/12).
Ia merespons positif gebrakan Pemprov Bali yang memberikan Penghargaan Seni Kerthi Bhuwana Sandhi Nugraha kepada sanggar/komunitas/yayasan seni di Bali. Tentunya, pemberian penghargaan tersebut akan semakin memotivasi para penggiat seni untuk mengembangkan sanggar/komunitasnya serta menciptakan karya-karya seni yang jauh lebih berkualitas. “Rata-rata sanggar/komunitas seni itu memulai kiprahnya dari nol. Penghargaan yang disertai dengan pemberian dana bantuan itu tentu sangat bermanfaat bagi para penggiat seni dalam mengembangkan sanggar/komunitas seninya masing-masing, baik dalam hal menambah fasilitas dan peralatan termasuk untuk modal menciptakan karya-karya seni berikutnya. Sebagai akademisi di bidang seni, saya berharap pemberian penghargaan kepada para penggiat seni ini tetap berlanjut,” ujarnya.
Hal senada juga dilontarkan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, S.Sn., M.Sn. Ditegaskan, kemunculan sanggar/komunitas seni baru tersebut merupakan fenomena positif bagi upaya-upaya penggalian, pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali. “Di sanggar/komunitas seni inilah kita berharap banyak proses kaderisasi dan regenerasi itu berjalan lempang. Semakin banyak ada sanggar/komunitas seni, tentunya semakin baik bagi upaya-upaya penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali. Tentunya, kita juga tidak bisa melupakan peran besar dari lembaga pendidikan seni seperti ISI Denpasar, karena rata-rata motor penggerak dari sanggar/komunitas seni di Bali tersebut digodok di sini. Setelah menamatkan pendidikan formalnya, mereka kembali ke masyarakat untuk mengetoktularkan ilmu yang didapatnya selama di bangku kuliah,” ujarnya. (Sumatika/balipost)