Kondisi rumah yang ditinggali dua warga negara Belanda yang tewas dalam kebakaran di Pupuan Sawah, Selemadeg, Rabu (25/12) dini hari. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Kebakaran hebat terjadi di Banjar Dinas Pupuan Sawah, Selemadeg, Tabanan, Rabu (25/12) dini hari. Musibah ini menewaskan dua warga negara Belanda. Kondisi korban nyaris tak bisa dikenali dan langsung dibawa ke RSUP Sanglah, Denpasar, untuk dilakukan autopsi guna melengkapi berkas laporan di kedutaan.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 00.05 Wita. Diduga kuat kedua korban yakni Christianus Antonius Huijbregts (78) dan Hendrikus Johannes Deijkers (78) tidak bisa menyelamatkan diri lantaran api cukup besar dan tidak diketahui oleh siapa pun. Apalagi Christianus dalam kondisi sakit stroke setelah sebelumnya sempat opname. Christian hangus di tempat tidur, sedangkan Hendrikus di depan pintu kamar mandi.

Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Ni Ketut Artini (adik pemilik rumah) yang tinggal di samping TKP. Ia mendengar suara dan kepulan asap yang setelah diceknya berasal dari api melambung tinggi di rumah kakaknya. Sontak ia berlari meminta pertolongan saudaranya yang rumahnya berjarak 50 meter ke utara dan menelepon klian dinas dan diteruskan ke Polsek Selemadeg.

Baca juga:  Pengunjung Pasar Darurat di Terminal Pesiapan Kaget, Digiring Petugas Ikut Rapid Tes Antigen

Warga kemudian berdatangan membantu melakukan pemadam secara manual sembari menunggu petugas pemadam kebakaran datang. Api baru bisa dipadamkan sekitar satu jam kemudian.

Klian Banjar Dinas Pupuan Sawah, Made Sukadana, menyatakan, kondisi gelap dan api yang cukup besar menyulitkan proses pemadaman api. “Warga hanya bisa mengamankan barang-barang yang bisa diamankan saja, seperti kendaraan dan sepeda motor di garasi. Mobil terpaksa diangkat beramai-ramai,” jelasnya.

Menurutnya, kedua korban sudah lama tinggal di wilayahnya dan kesehariannya cukup diterima oleh masyarakat, karena pandai bergaul dan ramah. Kedua korban tinggal bersama keluarga Wayan Budiada yang saat kejadian sedang berada di rumah Denpasar.

Baca juga:  Tukar APAR Rumah Sakit, Rekanan Diciduk Polisi

Ni Wayan Suwarni (istri Budiada) mengaku lebih awal mengenal kedua korban saat dirinya masih bekerja di restoran di wilayah Badung atau sekitar 23 tahun silam, sebelum akhirnya menjadi saudara angkat suaminya. Christianus dan Hendrikus kerap berlibur ke Bali dan sering bertemu Suwarni di restoran. Lambat laun keduanya kagum akan budaya Bali, khususnya prosesi ngaben jika kelak meninggal minta diaben.

Tahun 2008 silam kedua korban ini ‘diperas’ menjadi anak angkat Ni Made Rasti, ibu dari Budiada (mertua Suwarni). Keduanya pun memutuskan memeluk agama Hindu melalui upacara Sudi Wadani serta upacara lainnya seperti tiga bulanan, potong gigi, sambutan dan lainnya. “Christian menjadi Made Chris dan Hendrikus menjadi Nyoman Hendrik,” ucapnya.

Baca juga:  Sejumlah Wilayah Indonesia akan Alami "Super Blood Moon"

Kapolsek Selemadeg AKP Budi Astawa seizin Kapolres Tabanan AKBP Agus Tri Waluyo mengungkapkan, upaya pemadaman api membutuhkan waktu sekitar satu jam lantaran panjangnya bangunan, kondisi sempit dan gelap. Setelah api padam barulah dilakukan olah TKP dengan tim Inafis Polres Tabanan. Hanya, proses olah TKP tidak bisa dilakukan maksimal dan akhirnya diputuskan dilanjutkan pukul 06.30. “Olah TKP dipimpin Kapolres Tabanan dan ditemukan dua korban dalam kondisi hangus terbakar,” terangnya.

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran. Namun, kuat dugaan kebakaran dipicu kompor listrik, mengingat salah satu korban hobi memasak. “Kerugian ditaksir 2 miliar, lantaran banyak barang berharga seperti berlian, ruby, uang tunai ratusan juta dan deposito ratusan juta,” paparnya. (Dewi Puspawati/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. Astagfirullah, saya sudah sangat lama berteman dgn Hendrik dan Chris, terakhir saya berkunjung ke rumah merka tahun 2016, January 2020, saya ke Bali dan coba kontak mereka melalui nomor hp mereka, namun tidak bisa di hubungi lagi. Saya coba search nama mereka di google dan berita ini keluar, sungguh saya sangat shock. Saya Haryanto, saya tinggal di London Inggris, semoga ada pihak dri Chris and Hendrik membaca comment saya, saya akan mengucapkan bela sungkawa yg sedalam dalamnya. Saya pernah ketemu Ni Wayan sama Ketut. Ini alamat email saya ryand2250@yahoo.com.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *