DENPASAR, BALIPOST.com – Sektor riil ekonomi Bali di tahun 2019 berdasarkan data menunjukkan pertumbuhan yang cukup bagus. Terlihat dari penyaluran kredit hingga Oktober 2019 mencapai Rp 92,09 triliun.
Kepala OJK Regional VIII Bali Nusa Tenggara Elyanus Pongsoda menyampaikan penyaluran kredit per Oktober 2019 ini mengalami pertumbuhan 9,09 (yoy). Nilai kredit ini tertinggi sejak tahun–tahun sebelumnya. Dari Rp 92,09 triliun tersebut, Rp 42,61 triliun disalurkan untuk UMKM. Namun, persentase kredit bermasalah atau Non Performance Loan (NPL) juga naik dibandingkan tahun 2018.
Nilai kredit yang disalurkan hingga Oktober 2019, nyatanya tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Bali yang pada triwulan III 2019 hanya 5,34 persen. Menurutnya, tidak bisa berbanding lurus penyaluran kredit dengan pertumbuhan ekonomi.
Secara umum penyaluran kredit sebesar 61,32 persen tersalur ke sektor produktif dan nonproduktif hanya 38,68 persen. Dari 61,32 persen, 37,07 persen kredit disalurkan untuk modal kerja dan 24,25 persen untuk kredit investasi.
Dilihat per sektornya, sektor yang menyerap kredit lebih banyak yaitu perdagangan besar dan eceran sebesar 30,57 persen dan persentase ketiga penyediaan akomodasi dan makanan serta minuman sebesar 10,36 persen.
Per Oktober 2019, NPL telah mencapai 3,64 persen. Lebih tinggi dari NPL 2018 yaitu 3,27 persen. Permasalahan kredit lebih banyak terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, NPL-nya mencapai 13,52 persen, NPL tinggi lain juga disumbang jasa perorangan yang melayani rumah tangga yaitu 9,54 persen. (Citta Maya/balipost)