Ilustrasi. (BP/istimewa)

Oleh Mery Linda Kesuma

Tahun 2020, Sensus Penduduk (SP) akan dilaksanakan untuk yang ketujuh kalinya di Indonesia, sejak SP pertama kali diadakan di tahun 1961. Namun, tidak seperti sensus-sensus penduduk sebelumnya yang pengumpulan datanya hanya dilakukan secara door to door oleh petugas sensus, SP 2020 di tahun yang akan datang akan dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu SP online pada 15 Februari – 31 Maret 2020 dan SP wawancara (door to door) pada bulan Juli 2020.

Pada tahap SP online tersebut, SP 2020 akan menjadi SP pertama yang mengharapkan partisipasi aktif masyarakat untuk mengisi data kependudukannya secara mandiri dengan mengakses situs sensus.bps.go.id.

Lalu, mengapa SP online? Pertama, tidak bisa kita mungkiri, teknologi digital telah berkembang sangat pesat. Saat ini hampir semua hal dapat kita lakukan secara online, semua dalam genggaman tangan.

Pesan makanan, online; kirim barang, online; belanja barang, online; bayar tagihan, juga bisa dilakukan secara online. Teknologi digital sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di perkotaan atau golongan milenial. Lihat saja kafe-kafe atau restoran kekinian, pasti menyediakan fasilitas free wi-fi untuk menarik pelanggan.

Baca juga:  Februari, Inflasi di Denpasar 0,39 Persen

Perkembangan teknologi digital yang pesat, diikuti oleh literasi digital yang juga semakin meningkat, menjadikan pencatatan penduduk secara online melalui SP online mungkin dilakukan. Kemudian, seperti yang kita ketahui bersama, mobilitas masyarakat saat ini telah meningkat, khususnya masyarakat perkotaan.

Jika kita masih terpaku dengan metode tradisional dalam melakukan sensus atau pendataan, bisa dibayangkan bahwa petugas akan sulit menemui responden atau penduduk di wilayah perkotaan. Pada umumnya, penduduk di wilayah perkotaan bekerja dari pagi sampai sore hari.

Jika petugas SP berkunjung ke rumah-rumah untuk melakukan pendataan di pagi sampai sore hari, mungkin bisa dipastikan akan sangat sulit menemui penduduk di rumahnya karena sedang keluar bekerja. SP online akan memudahkan penduduk perkotaan dengan mobilitas tinggi untuk mencatatkan dirinya kapan saja di mana saja, menyesuaikan waktu luang yang dimiliki oleh masing-masing penduduk.

Baca juga:  Kesenian Bali Tak Ada Matinya

Ketiga, SP online adalah momen penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya data. Melalui SP online, masyarakat diedukasi untuk peduli terhadap data, mulai dari data kependudukannya sendiri. Masyarakat diharapkan memiliki awareness atau kepedulian terhadap data, bahwa kita semua dapat memberikan sumbangsih kepada negara melalui kepedulian kita memberikan data yang sebenar-benarnya.

Data yang selama ini dijadikan dasar perencanaan dan evaluasi pembangunan adalah bersumber dari kita juga, dan SP online pada bulan Februari-Maret 2020 nanti adalah salah satu momen bagi masyarakat untuk menunjukkan kepeduliannya dengan berpartisipasi secara aktif mencatatkan data kependudukannya melalui situs sensus.bps.go.id.

Selanjutnya, tingkat pendidikan masyarakat yang semakin baik juga memungkinkan dilaksanakannya SP online. Dengan tingkat pendidikan yang baik, masyarakat dianggap mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada SP online. Variabel-variabel pertanyaan yang ditanyakan dalam SP online meliputi informasi individu (seperti tempat tanggal lahir, kewarganegaraan, suku bangsa, agama, status perkawinan, dan lainnya), informasi pekerjaan, tingkat pendidikan, dan juga karakteristik perumahan tempat tinggalnya.

Baca juga:  Mencari "Power Supply" Bahasa Bali

Data is the new oil, data adalah jenis kekayaan baru yang sangat penting, begitu ujar Presiden Jokowi pada pidatonya bulan Agustus yang lalu. Melalui SP online, seluruh komponen masyarakat dapat terlibat secara aktif untuk membangun data kependudukan yang sangat strategis kedudukannya dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Seperti yang orang bijak katakan, partisipasi adalah jenis edukasi terbaik. Jadi, mari berpartisipasi aktif dalam SP online Februari-Maret 2020 nanti. Pastikan, diri kita tercatat dalam SP 2020.

Penulis, ASN di Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *