BANGLI, BALIPOST.com – Bertepatan dengan rahinan tilem sasih kaenam, upacara Nangluk Merana kembali digelar di Catus Pata Bangli, Kamis (26/12). Tujuan diadakannya upacara tersebut adalah untuk memohon keselamatan semua mahluk hidup saat datangnya musim peralihan atau yang dikenal musim pancaroba.
Di hari yang sama, bertempat di Pura Ulundanu Batur, Desa Adat Batur, Kintamani dilaksanakan upacara Bumi Sudha. Upacara tersebut rutin digelar setiap satu tahun sekali.
Upacara Nangluk Merana di Catus Pata Bangli dihadiri sejumlah pejabat pemerintahan, diantaranya Wakil Bupati Sang Nyoman Sedana Arta, Ketua DPRD Bangli Wayan Diar, Ketua PHDI Kabupaten Bangli Nyoman Sukra dan sejumlah pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Bangli.
Sedana Arta mengatakan musim pancaroba atau musim peralihan dari kemarau ke penghujan, umumnya identik dengan penyakit dan hal-hal negatif lainnya. Banyak orang mudah sakit dan emosi dengan keadaan cuaca yang berubah-ubah, karena pengaruh energi negatif antara makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (manusia) yang saling memengaruhi.
Oleh karenanya, melalui bhakti Nangluk Merana ini, diharapkan Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan keselamatan kepada semua mahluk dan dijauhkan dari energi negatif. “Melalui bhakti ini tentu kita mendoakan agar alam semesta beserta isinya selalu diberikan perlindungan oleh Ida Sanghyang Widhi Wasa,” harapnya.
Kabag Kesra Setda Kabupaten Bangli Jro Penyarikan Widata menambahkan, rangkaian upacara Nangluk Merana, diawali dengan penglukatan, mecaru dan ngayabang bakti. Pada puncak upacara dilaksanakan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Made Manggis, dari Gria Gaga, Taman Bali, Bangli.
Upacara nagluk merana juga diiringi dengan Tari Rejang dan Pendet.
Sementara itu, terpisah Prajuru Desa Adat Batur Guru Wayan Asta mengatakan, upacara Bumi Sudha di Pura Ulun Danu Batur dilaksanakan di areal utama mandala. Tujuan dari upacara ini adalah memohon keselamatan pada musim pancaroba ini. “Pada musim peralihan ini biasanya akan ada banjir, banyak orang sakit. Melalui upacara ini kami memohon supaya tidak ada bencana yang terjadi. Semoga semua diberikan keselamatan,” terangnya.
Dikatakannya, Upacara Sudha Bumi diselenggarakan Pemprov Bali. Sementara krama adat Batur sebagai pelaksananya.
Selain di Pura Ulun Danu Batur, upacara Bumi Sudha juga dilaksanakan di Pura Besakih pada waktu yang bersamaan. Usai upacara, tirta dari dua pura khayangan jagat itu selanjutnya dibawa ke Klotok, Klungkung untuk dibagikan kepada seluruh umat. (Dayu Swasrina/balipost)