BANGLI, BALIPOST.com – Malang nian nasib Terminal Loka Crana. Sejak selesai dibangun akhir 2018 lalu hingga sekarang, nyaris tak pernah ada mobil angkutan umum yang ngetem di sana. Keberadaan terminal justru lebih banyak dimanfaatkan warga sebagai garasi.
Hasil pantauan selama ini, terminal yang berada di bawah pasar itu sepi aktivitas. Hanya beberapa motor dan mobil pribadi yang diparkir di sana. Biasanya terminal mulai ramai menjelang sore hari karena adanya aktivitas pedagang pasar senggol.
Salah seorang petugas parkir yang ditemui di sekitar terminal mengatakan, mobil angkutan umum atau angkot lebih suka nangkring di depan terminal agar mudah mencari penumpang. Itu pun tidak lama. Di atas pukul 12.00 Wita, biasanya mobil angkutan umum sudah balik ke kandangnya masing-masing.
Plt. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bangli IGN Alit Miasa saat dimintai konfirmasinya, Jumat (27/12), tak menampik kondisi itu. Ia mengakui Terminal Loka Crana belum berfungsi optimal sampai sekarang.
Menurutnya, sepinya aktivitas angkutan umum di dalam terminal karena jumlah angkutan umum minim dan terus berkurang. Itu sebabnya beberapa angkutan umum yang masih beroperasi memilih ngetem di depan terminal tepatnya di areal parkir Pasar Loka Crana.
Ia memaklumi mobil angkutan umum ngetem di luar terminal karena alasan agar lebih gampang mencari penumpang. Meski ngetem di luar, mobil angkutan umum tersebut tetap dipunguti retribusi oleh Dishub. “Harusnya memang semua angkot ngetem di dalam, tapi mereka tidak salah,” katanya.
Terkait sejumlah pemilik kendaraan yang memanfaatkan terminal sebagai garasi, Alit Miasa menyatakan telah mengimbau agar tidak lagi melakukan itu. Hanya, sampai sekarang masih saja ada pemilik kendaraan yang menginapkan mobilnya di sana. Kalau terus-menerus seperti itu, pihaknya akan mengambil tindakan penertiban melibatkan Satpol PP. (Swasrina/balipost)