DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali I Nyoman Nuarta mengatakan, dampak pariwisata terhadap orang Bali cukup besar. HPI dengan anggota 6.000 orang, hampir 85 persen adalah orang Bali yang bekerja sebagai pemandu wisata, sisanya dari luar Bali.
Agar kue pariwisata dinikmati orang Bali, menurutnya, perlu pemberdayaan orang Bali seperti menjadi pemandu pariwisata yang bisa berbahasa Mandarin, karena 90 persen pemandu wisata berbahasa Mandarin berasal dari luar Bali.
Pariwisata juga berdampak pada ajegnya budaya Bali. Melalui pemandu wisata asli Bali yang mengerti budaya Bali, maka penjelasan tentang budaya Bali akan lebih tepat. Artinya, secara tidak langsung ada pelestarian budaya di dalamnya.
Ia berharap investasi yang dilakukan oleh investor luar agar tetap memperhatikan lingkungan Bali dan menaati aturan yang ada. Pembangunan tempat pariwisata dan akomodasi hendaknya berbasis local genius.
Pengembangan bisnis di Bali juga diharapkan tidak merugikan orang Bali. Seperti tren saat ini wisatawan India banyak mengundang investor dari negara asalnya untuk berinvestasi di Bali. Mereka bisa saja menjual murah Bali dengan meniadakan penggunaan jasa guide berlisensi. ‘’Bali hanya sebagai objek membuat paket wisata. Tapi setelah ke Bali, yang menerimanya bukan orang Bali,’’ selorohnya. (Citta Maya/balipost)