Suasana sekolah partai PDIP gelombang kedua yang digelar hingga 1 Februari 2018. (BP/ist)

Setelah bergabungnya Prabowo Subianto ke dalam jajaran kabinet bentukan Joko Widodo, sangat terasa bahwa politik Indonesia cenderung kondusif. Artinya, tidak dihiasi dengan ingar-bingar konflik yang saling bertentangan.

Betapapun ada yang mengomentari jika politik yang diperlihatkan oleh Prabowo tersebut bersifat pragmatis, akan tetapi apabila dilihat dari sisi manfaat nasionalnya tetap berguna, yaitu kondisi sosial politik yang lebih tertib. Inilah yang sesungguhnya juga diperlukan oleh masyarakat dan negara Indonesia. Kita tidak lagi khawatir dengan konflik yang mungkin terjadi, dan perekonomian dapat berjalan dengan lancar dan berkembang. Tetapi, harap diingat, tidak semua politik pragmatis itu menguntungkan.

Akhir tahun 2019 kita melihat fenomena ketenangan seperti itu. Tentu sangat berbeda dengan awal tahun yang demikian ‘’melimpah’’ dengan berbagai antagonisme politik. Dan kita lihat bagaimana pengaruhnya dari sisi ekonomi.

Baca juga:  Meminimalkan Dampak Gerakan Perubahan

Betapapun perekonomian internasional masih dipengaruhi oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China, stabilitas rupiah kita tetap terjaga dan penanaman investasi ke Indonesia dapat berjalan dengan lancar. Kita malah mendengar kalau akhir tahun ini, Presiden dengan putranya akan berkonvoi dengan sepeda motor di Bogor. Bolehlah kita katakan kalau ini juga merupakan indikator kenyamanan politik Indonesia. Kita berharap agar politik kita seperti ini.

Dalam kondisi yang aman seperti itu, apakah yang harus juga kita persiapkan? Politik harus dimaknai sebagai sebuah dinamika sosial yang bersentuhan dengan seni. Jadi, kalaupun kondisinya kita lihat stabil untuk saat ini, belum tentu juga akan dijamin aman seterusnya. Juga, tidak semua politik pragmatis itu menguntungkan. Karena itu perlu persiapan-persiapan di masa mendatang agar dinamika politik kita tidak terlalu curam.

Baca juga:  Mengelola Alam dengan Bijak

Cara yang paling awal adalah dengan belanja, yaitu belajar berpolitik. Tidak boleh kita meremehkan belajar berpolitik ini. Politik yang berkualitas adalah kondisi yang berproses, ada pentahapannya. Pada tingkat partai, dia harus mengkader partainya secara baik. Hidupkanlah sekolah politik yang sudah dijalankan atau yang sudah dimiliki oleh beberapa partai politik. Mungkin caranya diserahkan kepada partai dan disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah.

Tentu kita tidak menginginkan kalau yang dimaksudkan dengan sekolah ini seperti praktik yang ada di sekolah formal. Yang paling perlu digalakkan dalam sekolah ini adalah mendiskusikan berbagai fenomena politik yang ada.

Diskusi inilah yang paling bagus. Kita akan menemukan pelajaran baru, model baru dalam berpolitik yang dapat dicontoh oleh para politisi Indonesia, tidak hanya mereka yang sudah berpengalaman tetapi juga bagi mereka yang baru memasuki ajang politik.

Baca juga:  Penguatan Substansi dan Kelembagaan KPK

Fenomena politik itu tidak hanya ada di Indonesia saja tetapi juga dari seluruh dunia. Pengalaman inilah yang harus didiskusikan oleh para politisi tersebut untuk mendapatkan pencerahan bagi anggota partai. Bisa dibayangkan, hanya dalam satu hari saja, berapa pelajaran politik yang dapat didiskusikan dan kemudian kita camkan di benak kepala bahwa di belahan dunia yang satu ada contoh baik yang harus diterapkan di Indonesia.

Tahun 2020 segera memasuki era baru bagi kita. Jagalah kondusivitas politik Indonesia dengan mengedepankan contoh-contoh politik yang positif. Kita bisa mempelajarinya dari berbagai belahan dunia.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *