DENPASAR, BALIPOST.com – Shio tikus logam menjadi ikon perjalanan manusia sepanjang 2020. Tahun ini menjadi strategis mengingat peradaban dunia memasuki era baru, baik secara teknologi, etos kerja maupun dalam mengawal keharmonisan hidup di bumi.
Di Bali, shio Tikus Logam pun diharapkan menjadi tahun penuh sinergi menuju harmoni dalam mengawal Bali Era Baru. Shio Tikus Logam yang mengisyaratkan tahun kemakmuran tentu harus dikelola dengan pendekatan seimbang antara skala dan niskala.
Kalangan astronomi mengidentifikasi tahun ini sebagai tahun energi yang luar biasa untuk terus berkembang. Kita mesti sadar bahwa kemakmuran hanya bisa dicapai dengan kerja keras dan tetap memiliki identitas diri.
Untuk itu, etos kerja dan perencanaan pun harus dibenahi. Kerja keras dan disiplin haruslah menjadi rujukan.
Penjabaran spirit harmoni dan kemakmuran ini di tanah Bali telah digulirkan bertahun-tahun. Toleransi yang tumbuh subur di Bali telah mengantarkan Bali menjadi pulau yang damai untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
Bisnis, investasi, politik, budaya, termasuk keragaman tumbuh subur di Bali. Untuk merawat hal ini, satu hal yang mesti kita bangun adalah tetap menjaga keseimbangan ekosistem kehidupan. Kepekaan dan kesiapan kita berkolaborasi mengalola dinamika jaman adalah hal penting yang harus dibudayakan.
Kita mesti memaknai tahun in sebagai tahun penguatan budaya kerja keras untuk menuju kemakmuran. Kepekaan mengelola aspirasi juga harus dibangun agar di tahun kemakmuran ini kita tak salah jalan.
Perbincangan Bali Post dengan Guru Bambang Gde Wisma, penyusun kalender Bali menegaskan kearifan lokal manusia Bali telah mengantarkan kita memiliki peradaban yang adiluhung. Dan budaya ini telah menjadi sumber kemakmuran hidup bagi banyak pihak.
Kesadaran untuk merawat dan memperkokoh kearifan lokal inilah yang mesti dibangun dan digulirkan. Warga Bali sudah dikenal bersahabat dengan alam sejak lama.
Tri Hita Karana telah menjadi ikon harmonisasi kehidupan. Toleransi juga telah membuat Bali menjadi pulau harmoni bagi kehidupan.
Konsep itu diaplikasikan masyarakat Bali dengan pendekatan ritual secara sekala dengan mengakses energi niskala. Selain itu juga ada, Tatwa Sad Kerthi dengan jabaran Atma Kerthi, Samudra Kerthi, Jagat Kerthi, Wana Kerthi, Danu Kerthi dan Jana Kerthi.
Keseimbangan dalam konsep ini diyakini akan mengantarkan menuju Bali era Baru dengan identitas peradaban yang adiluhung. Penjabaran dari konsep inilah yang diharapkan mengantarkan mampu mengawal gerakan Bali Era Baru.
Mesti sepakat tahun 2020 menjadi tahun kerja keras untuk mengawal peradaban Bali sebagai jaminan keberlangsungan peradaban Bali.
Mengurai Tantangan
Refleksi dan tantangan menuju kemakmuran di tahun shio Tikus Logam tentu harus diantisipasi sejak dini. Optimisme mestinya menjadi identitas diri.
Pada tahun kemakmuran, yakni Bali juga berpotensi mengalami tantangan serius. Tekanan politik, ekonomi, pergerakan dunia digital dan lemahnya daya tahan ekonomi krama Bali, bukanlah hal mustahil terjadi di tahun kemakmuran.
Degradasi militansi generasi muda Bali terhadap budaya Bali juga harus dicatat sebagai tantangan. Ini, bahkan masalah serius yang harus diurai dengan kerja keras dan bersinergi.
Komitmen harus dibangun, bahwa peradaban Bali harus tetap ajeg di tengah menguatnya mordenisasi kehidupan. Dalam beberapa edisinya, Bali Post juga telah mengingatkan memasuki semester I 2020, ekonomi Bali masih akan dihadapkan pada kerawanan bidang politik ekonomi.
Belum padunya kekuatan ekonomi global dan fanatisme politik yang berlebihan akan menghambat sinergi mengawal Bali. Syukurnya, pada Bali Era Baru sata ini adalah banyak langkah positif yang telah dirintis dan digulirkan. Penguatan desa adat, dengan konsep pemajuan masyarakat adat, gerakan Bali Bersih, pembatasan sampah plastik, serta digulirkannya RUU Bali di Senayan adalah kekuatan baru bagi Bali.
Gerakan ini meyakinkan kita bahwa tahun kemakmuran bagi Bali bisa diraih dengan komitmen bersinergi dalam mengurai tantangan. Saat ini, laju pertumbuhan dunia digital juga membuat pelaku pasar masih beradaptasi.
Hal tersebut menjadi hambatan karena akan menimbulkan perubahan cara berbisnis dan cara mengelola hidup. Tantangan paling serius tentu perang dagang yang tak kunjung usai.
Ini merupakan risiko global yanag kita yakini berimbas bagi Bali. Maka bukanlah hal mustahil jika pada tahun kemakuran, ancaman krisis ekonomi juga sangat kuat.
Besarnya hambatan dan tantangan mengharuskan Bali mengelola tahun 2020 secara profesional. Tahun 2020 harus dikelola sebagai tahun produktivitas dan kualitas.
Tahun ini jangan dibiarkan lewat sebagai tahun politik tanpa ada upaya melakukan recovery dan move on terhadap penguatan ekonomi Bali. Pemimpin juga harus memiliki kecakapan profesional dan menjadikan Bali mandiri dalam hal sandang dan pangan termasuk mendiri dalam bidang energi.
Pemimpin hendaknya tetap menginspirasi bangkitnya rasa optimisme dan kerja keras dan serius menjaga Bali. Pendekatan mengawal peradaban dan harmoni di tanah Bali hendaknya dilakukan secara bijak dengan mengedepankan kepentingan Bali, bukan ambisi personal.
Untuk itu, semua elemen Bali hendaknya berada dalam gerakan menuju Bali Era Baru dengan menguatkan kemandirian Bali. (Dira Arsana/Giriana Saputra/balipost)