DENPASAR, BALIPOST.com – Neraca perdagangan Bali pada November 2019 surplus USD 27,51 juta. Karena ekspor Bali USD 51,02 juta sedangkan impor Bali USD USD 23,51 juta.
Meski demikian, berdasarkan histori, ekspor Bali tidak menunjukkan perbaikan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Adi Nugroho mengatakan, impor Bali menurun 70 persen dibandingkan November 2018. Sementara ekspor Bali juga menurun 16 persen dibandingkan November 2018. “Dua-duanya turun pada posisi terakhir, capaiannya adalah ekspor USD 51,02 juta, impornya USD 23,51 juta dan membandingkan dua angka terakhir itu ada surplus USD 27,51 juta,” bebernya Kamis (2/1).
Penyebab neraca perdagangan Bali surplus karena nilai ekspornya lebih tinggi dari nilai impornya. “Keduanya mengalami dinamika naik dan turun. Tapi yang jelas sampai dengan November 2019 Bali menyumbang surplus karena dalam perhitungan ekonomi tidak dihitung perdagangan antara wilayah dengan negara. Kalau toh menghitung, Bali menyumbang neraca perdagangan nasional dengan luar negeri, November 2019 Bali menyumbang perdagangan yang surplus atas neraca perdagangan nasional dengan nilai USD 27,51 juta,” jelasnya.
Jika melihat grafik ekspor Bali, kinerja ekspor Bali menunjukkan stagnan. Pada November, ekspor Bali turun namun penurunan ekspor juga pernah dialami pada November tahun 2017. Namum penurunan yang dihadapi pada tahun 2019 tidak seburuk yang dialami pada tahun 2017. Pada 2017, ekspor turun sampai USD 44, 21 juta.
Menurutnya, kondisi ekspor ini adalah bagian dari perilaku bulanan sepanjang tahun. “Pada November 2019 turun, kecuali tahun lalu ada sesuatu yang istimewa pada November tahun lalu sehingga naik. Tapi secara rata-rata tahunan, polanya sekitar itu-itu saja,” ungkapnya.
Dari sisi komoditi, produknya ikan dan udang adalah produk yang sering menjadi produk utama ekspor dari bali. Karena nilai dan volumenya stabil. (Citta Maya/balipost)