NEGARA, BALIPOST.com – Seorang balita Ni Kadek Dwi Anggraini (1,5) sejak baru lahir mengalami kelainan pada tempurung kepala/tengkoraknya. Kondisi ini membuat putri kedua pasangan Gede Parma dan Cening Arponi dari Lingkungan Pancardawa Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana ini harus menderita.
“Bentuk kepalanya berbeda. Bahkan jika menangis saraf matanya membuat mata anak saya melotot dan sampai keluar. Bahkan untuk mengembalikan bola matanya sampai kami dorong pakai tangan,” kata Gede Parma, Sabtu (4/1) sore di rumahnya.
Sejatinya putrinya itu sudah berobat sejak usia satu bulan lebih. Bahkan sampai di rujuk ke RS Sanglah. Di Sanglah direkomendasi untuk dioperasi. “Berkasnya semua sudah lengkap. Namun disuruh menunggu dan akan dihubungi. Tapi lebih dari setahun sampai saat ini kami tidak ada yang menghubungi dari pihak rumah sakit. Bahkan berkas ditarik. Kami sampai bingung. Bagaimana harus menangani anak kami,” kata Parma.
Parma mengaku hanya bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan tidak menentu. Jika putrinya libur baru istrinya bisa membantunya bekerja. Karena putrinya yang sakit tidak bisa ditinggal. Meski usia 1,5 tahun putrinya belum bisa berjalan dan belum bisa berbicara.
Akibat kelainan pada kepalanya putrinya lamban dalam pertumbuhan. “Kalau makan ya biasa. Cuma perkembangan lambat dan kepalanya besar. Awalnya dikira hydrochepalus. Tapi setelah CT Scan tidak. Itu kelainan pada tempurungnya,” jelasnya.
Parma berharap putrinya itu bisa sembuh dan segera mendapat penanganan. “Kasihan tiap nangis bola matanya sampai keluar,” katanya berharap. (kmb/balipost)