Kadisbud Bali I Wayan “Kun” Adnyana. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Komitmen Pemprov Bali memantapkan upaya-upaya penguatan dan pemajuan kebudayaan tampaknya sudah bulat alias tidak hanya berkutat dalam tataran wacana. Namun, direalisasikan dalam aksi nyata. Hal itu tercermin dari barisan panjang agenda kegiatan budaya yang dirancang Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali pada tahun anggaran 2020 ini.

Sepanjang 2020 ini, Bali dipastikan bertaburan aktivitas budaya yang sangat layak untuk diapresiasi oleh para penikmat dan pencinta seni budaya. Hal itu ditegaskan Kepala Disbud Provinsi Bali Dr. I Wayan ‘’Kun’’ Adnyana, S.Sn., M.Sn., Senin (6/1).

Menurut Kun Adnyana, semarak ‘’pesta’’ budaya di Bali akan dibuka dengan event Bulan Bahasa Bali. Kegiatan yang bertujuan untuk menggugah ruang kesadaran generasi muda Bali untuk kembali mencintai bahasa ibunya yakni Bahasa Bali ini akan digelar sepanjang Februari 2020 mendatang.

Baca juga:  Isu RUU Larangan Mikol Bikin Pembuat Arak Resah

Saat pembukaan, sekitar 2.000 orang pelajar dan komponen generasi muda Bali akan dilibatkan dalam Festival Nyurat Aksara Bali di Lontar. Mereka akan unjuk kepiawaian menggurat aksara Bali di atas lembaran daun lontar (Borassus flabellifer) seperti yang dilakoni para leluhur manusia Bali. “Tentunya, kegiatan ini juga sangat konstruktif untuk menggairahkan kembali minat generasi Bali menggumuli seni sastra Bali sekaligus mengaktifkan mereka menggunakan Bahasa Bali sebagai bahasa pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Belakanagan ini, generasi muda Bali memang terkesan enggan menggunakan bahasa Bali dan cenderung lebih senang menggunakan bahasa Indonesia bahkan bahasa asing sebagai bahasa pergaulan,” katanya.

Baca juga:  Hujan Seharian, Bangli Dilanda Banjir

Pada Maret 2020, kata Kun Adnyana, Disbud Bali akan menggelar pemantapan mitra cagar budaya dan tenaga sejarahwan muda. Sementara sepanjang Juni hingga Juli, pihaknya akan melakukan penguatan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang hingga saat ini masih dinilai sebagai event paling prestisius oleh kalangan seniman di Bali.

Ditegaskan, Disbud Bali sebagai leading sector perhelatan seni budaya yang menampilkan puncak-puncak kreativitas seniman-seniman terbaik di Bali ini mencoba melakukan sejumlah terobosan agar event yang reputasinya sudah mendunia ini tidak terperangkap dalam belenggu stagnasi alias menjadi event yang monoton dan menjemukan. “Setelah PKB berakhir, semarak pesta budaya akan dilanjutkan dengan Utshawa Dharma Gita yang digelar pada Agustus. Sementara sepanjang September dan Oktober akan digelar Pekan Kebudayaan, Gelar Keraton, dan Festival Seni Bali Jani. Di samping itu, Pemprov Bali juga menyiapkan Ranperda Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali dan melaksanakan kegiatan sertifikasi untuk sanggar/komunitas dan yayasan seni di Bali,” katanya memaparkan.

Baca juga:  Literasi Budaya Merawat Generasi

Pejabat yang juga seniman akademis jebolan Institut Seni Indonesia Denpasar ini menambahkan, pada tahun anggaran 2020 ini pihaknya juga menggagas Pekan Maestro yang digelar di Taman Budaya Bali, Pekan Ni Polok-Le Mayeur dan Revitalisasi Museum Bali dengan kegiatan digitalisasi dan optimalisasi layanan museum. “Intinya, sepanjang tahun 2020 ini Bali akan bertaburan aktivitas budaya. Ini belum termasuk aktivitas-aktivitas budaya yang digagas pemkab/pemkot di Bali maupun komponen masyarakat Bali lainnya,” tegasnya. (Sumatika/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *