Salah satu akses jalan yang dicek anggota DPRD Klungkung. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Banyaknya keluhan perihal pembangunan infrakstruktur jalan di Nusa Penida, direspons cepat oleh kalangan dewan. Komisi II DPRD Klungkung turun langsung ke sejumlah lokasi dan menemukan banyak persoalan, Senin (6/1). Mulai kualitas pengerjaan asal-asalan hingga campuran bahan tidak bagus.

Ini mengakibatkan pelaksanaan proyek menjadi cepat rusak dan menjadi sorotan warga sekitar.  Salah satu anggota DPRD Klungkung dari Komisi II, Gede Artison Andarawata, mengatakan pihaknya menemukan ada material proyek berupa pasir masih bercampur tanah. Ini menjadi salah satu akar masalah karena kualitas bahan rupanya masih diabaikan.

Selain itu, yang menjadi masalah lain, adalah pengerjaan akses jalan yang masih terkendala penutupan jalan sementara. Sedangkan, khusus jalan yang menanjak jelas membutuhkan pengerasan lebih lama agar campuran aspal siap dilalui beban. “Namun, di lapangan begitu selesai akses jalannya langsung dilalui banyak mobil. Sehingga kualitas akses jalan jelas menurun dan timbul masalah baru,” kata politisi Demokrat ini.

Baca juga:  Ketua Dewan Ngaku Hanya Fasilitasi Satu Hibah

Dia mencontohkan peristiwa demikian terjadi pada akses jalan Senangka-Pondokhe. Dimana akses jalan ini tiap harinya sangat padat dilalui kendaraan pariwisata. Seharusnya saat pengaspalan akses jalan bisa ditutup sementara.

Namun, karena alasan pariwisata cukup ramai, maka akses jalannya tidak bisa ditutup sementara. Pihaknya mengajak masyarakat setempat bisa memahami kondisi lapangan, demi hasil pengerjaan infrastruktur yang lebih baik. Sehingga, malam bisa dikerjakan dan saat pagi sudah bisa dilalui.

Akses jalan ini juga disorot tokoh masyarakat setempat, Nengah Setar, karena jalannya dilihat banyak bolong-bolong. Saat sidak itu, akses jalan ini nampak sudah langsung diperbaiki. “Kami pertemukan tokoh masyarakat dan Kepala Dinas PU disana. Sehingga bisa langsung diklarifikasi. Pengerjaan jalan ini rupanya masih terkendala penutupan jalan sementara. Kalau boleh dan masyarakat merelakan, sebenarnya bisa dikerjakan saat malam hari. Cuman ada beberapa tempat yang tidak memperbolehkan kerja lewat pukul 10 malam,” katanya.

Baca juga:  Tujuh BUMN Karya akan Dilebur Jadi Tiga Perusahaan

Tokoh masyarakat Nengah Setar, mengatakan dia sengaja memprotes hasil pengerjaan demikian agar tidak merugikan masyarakat setempat. Proyek fisik tentu harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, agar dapat dimanfaatkan dalam waktu lama oleh warga.

Pihaknya cukup banyak dan sering menemukan kualitas pengerjaan proyek demikian, sehingga pihaknya berharap ini menjadi peringatan bagi rekanan yang biasa mengambil proyek di Nusa Penida, agar mengerjakan proyek tidak asal-asalan. “Kalau tidak diperbaiki total akses jalan ini, akan saya laporkan langsung ke pusat. Jangan sampai warga dirugikan,” tegas Setar.

Baca juga:  Pasar Galiran Masih Izinkan Pedagang dari Luar Kabupaten

Artison menambahkan, akses jalan lainnya seperti Jalan Ambengan-Pelilit kondisinya juga sama. Malah belum selesai dikerjakan. Untuk akses jalan ini masih ada waktu 50 hari untuk menyelesaikannya.

Ada pula akses jalan menuju objek wisata Klingking yang sudah semakin rusak, karena genangan air. Sementara akses jalan ini belum memungkinkan dibuatkan drainase. Saat sidak, Dinas PU sudah siap membuatkan akses jalan rabat beton, agar kuat terhadap genangan air. “Usai sidak ini, akan kami rapatkan kembali dengan Dinas PU. Saya optimis setelah sidak, semua permasalahan ini tuntas,” tutup putra seniman Nyoman Gunarsa ini. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *