DENPASAR, BALIPOST.com – Akibat tercebur ke dalam wadah berisi makanan babi yang masih panas, seorang Balita asal Banjar Tukad Ampel, Kubutambahan, Kadek Trisna Khrisna Yanti (1,5) mengalami luka bakar dibagian bawah tubuhnya, tepatnya dari bagian bokong, alat kelamin hingga paha. Karena luka bakar yang ia alami, Kadek Trisna sudah menjalani operasi pengangkatan jaringan kulit yang rusak sebanyak lima kali.

Merupakan keluarga tidak mampu, pihak keluarga bergantung pada bantuan donatur untuk hidup sehari-hari di RSUP Sanglah. Ditemui di ruang Burn Unit RSUP Sanglah Selasa (7/1), ayah Kadek Trisna, Putu Aryawan (36) memaparkan kejadian anaknya hingga menderita luka bakar cukup serius.

Baca juga:  Kawal Balita Bebas Stunting, Pj Ketua TP PKK Bali Sambangi Kabupaten Jembrana

Ia mengingat pada hari kejadian, Minggu (22/12), istrinya Luh Wijayanti (36) sedang memasak makanan babi dengan menggunakan wadah rice cooker di atas kompor. Saat sedang memasak ini, kedua anaknya menangis minta makan. ”Mereka berdua tidak sabaran karena lapar. Jadi istri saya menurunkan wadah rice cooker tersebut dan menggoreng telur,” ujarnya.

Tanpa disadari, anak bungsunya, Kadek Trisna berjalan mundur dan tidak melihat ada wadah rice cooker yang berisi makanan babi yang masih panas. Akibatnya ia masuk ke dalam wadah dalam posisi duduk dan menyebabkan luka melepuh.

Baca juga:  Penataan Pasar Kumbasari dan Jembatan Gajah Mada Capai Belasan Persen

Sang istri langsung mengabarkan Aryawan yang saat itu sedang bekerja mengantarkan pasir. Ia kemudian membawa anaknya ini ke RSUD Buleleng yang kemudian merujuknya ke RSUP Sanglah.

Hingga saat ini, Kadek Trisna sudah dirawat di ruang Burn Unit selama lebih dari dua minggu. Untuk biaya pengobatannya, Aryawan mengaku memakai KIS. Sementara untuk biaya hidup sehari-hari ia mengaku bergantung dari bantuan donatur. ”Ada beberapa donatur yang membantu untuk biaya sehari-hari,” ujarnya.

Baca juga:  Di Canggu, Kerumunan Pengunjung Restoran Abaikan Protokol Kesehatan Dibubarkan

Sehari-hari Aryawan bekerja sebagai supir truk pengangkut pasir. Penghasilannya antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per hari, tergantung dari permintaan angkut pasir yang ia dapatkan per hari. Rata-rata ia mendapatkan permintaan angkut sekali dalam sehari.

Untuk biaya hidup sehari di RSUP Sanglah, Aryawan mengaku menghabiskan sebanyak Rp 100.000. Tidak hanya untuk makan tetapi untuk membeli kebutuhan bayi mulai dari pampers dan perlak. ”Kalau susu sudah ditanggung rumah sakit,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *